Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Minggu, 24 Maret 2024

Keinginan

 Tadi malam, saya merasa tidak mengantuk sama sekali. Jam 1 pagi mata saya masih terjaga. sekitar jam 2 pagi saya baru bisa tidur dan bangun jam 4 pagi untuk Sahur. 

Dalam ingatan saya selama terjaga,  adalah membayangkan keinginan yang nampaknya boleh juga diwujudkan. 

Saya punya keinginan untuk bisa berdharma bakti pada kota tercinta saya, Boyolali. Sekarang saya bekerja sebagai PNS Kemenkeu. Seandainya bisa, saya ingin bisa kerja di Pemkab Boyolali, sebagai PNS Daerah di Badan Penerimaan Daerah Kabupaten Boyolali agar sejalan dengan profesi saya saat ini. 

Setidaknya kalau saya bekerja di badan penerimaan, saya bisa mengawasi wajib pajak yang nakal atau yang belum tahu tentang urgensinya pajak untuk pembangunan khususnya pembangunan di Boyolali. 

Saya sering ngelus dodo melihat ketimpangan sosial dan sarana prasana yang kurang memadai maka pajak daerah harus digenjot agar mendorong belanja modal di Boyolali. Alangkah simpelnya langkah ini. 

Saya tahu bahwa pendapatan saya akan jauh berkurang. Maka untuk mengatasi kekurangan ini, saya kok tiba-tiba kepikiran punya usaha sendiri. 

Untuk mewujudkan usaha ini, pertama, saya harus menabung untuk bisa beli lahan di pinggir jalan raya. Rencananya akan dibuat kios. Bikin usaha jualan pupuk boleh juga, karena di daerah saya masih sangat banyak yang mengandalkan pertanian. 

Apalagi jika saya bisa sekalian menjadi penyuluh pertanian, selain jualan saya juga bisa berdharma kepada masyarakat untuk membantu meningkatkan jumlah panen, membantu penjualan dan mengurangi biaya produksi dengan menjual pupuk dengan harga terjangkau. 

Kalau dipikir-pikir ada gila-gilanya juga. 

Ini baru angan-angan yang terlintas di kepala.

Alangkah bahagianya kalau aku bisa mewujudkan impian seperti itu. Hidup nyaman dan bisa bekerja dengan penuh gairah. 

Bagaimana dengan anak istri?

Hal ini tidak saya lakukan jika tidak direstui anak istri saya. Bagaimanapun, keluargaku yang utama. Tanpa mereka, aku tidak bisa memutuskan sepihak. Egois namanya.

Semoga ada jalan yang baik untuk kami semua. 

Selasa, 12 April 2022

Mengekspresikan Diri

saya bukannya tidak mau menulis namun rasanya kehidupan saya biasa-biasa saja. Datar-datar. Begitulah caraku menjalani hidup. Merasakan semua tidak ada yang perlu diberatkan atau dipermasalahkan. Mungkin banyak orang juga memiliki sikap seperti saya. 

Gak usah neko-neko dan tidak usah mencari-cari masalah. Masalah itu kan yang menciptakan diri kita sendiri. Jadi, yaah hidup begini saja tiap hari saya sudah bersyukur. 

Hidup saya bukan datar tanpa semangad, namun justru lebih bergairah dan bahagia karena anak saya mau lahir. haii baby, papa dan mamamu siap menyambutmu. 

Istriku kadang serin gberpikir gimana ya lahiran nanti, gimana merawat anak, gimana mendidik anak, dsb. Aku katakan pada dia bahwa semua makhluk yang diciptakan oleh Allah, pasti Allah akan bertanggung jawab kepadanya. Kita harus berserah diri, berusaha dan berdoa. 

Usahanya antara lain melalui belajar menjadi orang tua yang baik. Kami mulai mengikuti kelas parenting (youtube aja yang gratisan dan banyak macamnya haha), kelas orang tua, kelas-kelas yang mendukung tumbuh kembang anak kami. 

Manusia bukan tanpa khawatir, pasti saya juga khawatir gimana lahiran istri saya. 

Saya tetap berdoa, nyenyuwun marang gusti Allah. Semoga lancar dan sehat ibu dan bayinya. 

Rasanya waktu cepet banged berlalu. Dulu aku masih kecil, masih ingat ketika diajak jalan-jalan bapak ibu, masih cengeng, masih minta uang saku. 

Sekarang, sudah akan menimang anakku sendiri. Apakah akan mengikuti sifat bapaknya ini , atau sifat ibunya atau campuran keduanya?

kita lihat saja ya. Semoga Allah selalu merahmati keluarga kami. Aaamiin.

Selasa, 15 Maret 2022

Menyambut Anakku Pertama

Hari ini, menjelang satu tahun pernikahanku dengan seorang wanita yang penuh kesabaran dan ketabahan yang luar biasa, aku akan menjadi seorang bapak. Ditengah terpaan jarak yang hanya bisa bertemu sebulan sekali ditambah penghematan keuangan yang luar biasa, anakku menjadi alasan utama kita berdua untuk tetap tabah dan sabar menjalani hidup. 

Sekarang, istriku sudah usia kehamilan 32 minggu. Aku teringat saat pertama kali istriku memberiku kabar jika ia hamil. Saya amat bahagia hingga berlinang air mata. 

Ia memberikan penghiburan bagi saya di tengah keadaan yang kanan kiri. Alhamdulillah, hanya dengan memuji dan bersyukur kepada Allah SWT atas karunia yang diberikan kepada hamba. 

Semoga sehat dan lancar dalam segala hal. 

Selasa, 08 Maret 2022

Argumen harus Disampaikan

 Sebagai seorang sekretaris eselon II, saya menganggap diri saya belum atau bahkan tidak sepenuhnya sekre. Alasannya karena saya tetap mempertahankan pikiran kritis saya. Beberapa kali saya telah beradu argumen dengan atasan saya dengan modus "bertanya" sehingga tidak terkesan saya memiliki pandangan berbeda dengan beliau. 

Saya punya beberapa metode untuk bisa menggali sudut pandang seorang pimpinan dan dari situ saya bisa belajar. How to be a Leader. 

Kalau hal ini sampai diketahui orang lain maka saya bisa dianggap menyalahi aturan kesekrean. Diklat yang pernah saya ikuti, sulu, pemateri pernah menerangkan bahwa seorang sekre jangan terlalu dekat dengan pimpinan apalagi mebicarakan hal yang bukan tupoksinya. 

Saya akui itu memang benar, namun sejujurnya, dalam setiap posisi yang saya bekerja, saya berusaha terus belajar. Hal apapun. Tidak berfokus pada tupoksi yang saya miliki. Saya cenderung tertarik dengan gagasan orang-orang, problem solving, metode, planning, dsb sehingga mengerucut pada hasil.

Teman-teman, Alhamdulillah, saya sekarang memiliki argumen yang ingin saya kemukakan ke atasan saya. Dasarnya adalah keberhasilan kantor kami tercapai 100%. Saya menemukan insight baru, yang sangat banyak tentnag apa yang dilakukan kepala kantor saya. Hebat.

Pertama adalah identifikasi masalah, melihat secara luas diimana letak dan akar permasalahannnya. Kedua, membandingkan data. Keakuratan data yang dimiliki, potensi dan lubang emas yang belum digali merupakan langkah pertama untuk memecahkan masalah. Kemudian laksanakan seperti aturan-aturan manajemen, POAC yaitu Planning, Organizing, Acting,and Controlling. 

Beneran berhasil loo. Meski tidak semudah itu. Atasan saya berkali-kali menegaskan ke saya, "Konsisten, ilham, konsisten. Itu yang harus kamu pegang. Meskipun nanti akan ada pro kontra, kamu harus tetap konsisten. Baru setelah ada hasil akhirnya, kamu review bagian mana yang kurang pas dan mana ynag diperbaiki. tetapi ingat, Konsisten."

Ini teman-teman, sungguh, memiliki kebijaksanaan dalam memimpin itu sangat diperlukan. and How I Amazed....

Minggu, 24 Oktober 2021

Doa Sederhana

Mungkin sudah jadi kebiasaan bagiku keluargaku untuk berdoa yang wajar-wajar saja, nggak muluk-muluk. 

Kadang Bapak berdoa semoga keluarga bisa makan dan cukup dari hasil tani, bukan doa minta hasil tani yang bagus, berkualitas dsb,  Ibuk berdoa semoga dagangan laku cukup untuk beli bahan masakan, saya berdoa semoga lulus ujian, mas berdoa semoga keluarga sehat selalu.

Seperti itu, tidak lebih. Doa-doa yang kmai panjatkan dengan ikhlas dan mengharap ridhoNya. 

Seperti doaku sekarang. Sesudah berkeluarga, memiliki seorang istri yang lembut hatinya. Berparas ayu seperti ibu dan bijaksana seperti bapak.

Tuhan, berikan ku rumah untuk bernaung bersama. Doa yang kupanjatkan dikabulkan. Bukan masalah besar atau kecil tapi kehangatan yang diberikan.

Hari ini, resmi aku menempati rumah, benar-benar rumahku dan istri. Semoga Tuhan merahmati kami menjalani hari-hari. 

Kamis, 15 Juli 2021

Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya

 Bait 2 Menemukan Rumah Kedua

Bisa dibilang kalau aku orangnya gak krasanan atau gak cepet nyaman di tempat baru. Misal di rumah seseorang pas bertamu, pengennya cepet-cepet pulang aja karena paling enak dirumah. Atau  kondisi saat dirumah saudara, sebisa mungkin tidak usah pakai acara nginep. Namun dirumah Anisa, aku menemukan kenyamanan dan aku ingin lama tinggal.

4 bulan setelah aku hanya akrab di sosial media, keputusanku bulat untuk berani bertandang ke rumahnya. Bukan semata-mata langsung ingin serius, tapi untuk menjawab keyakinanku dan untuk membuktikan kalau aku laki-laki.

Saya ingat, setelah idul fitri tahun 2020, saya dengan nekatnya bilang ke Ica, "aku boleh gak main ke rumahmu, eh, aku mau kerumahmu. Shareloc". Tanpa tedeng aling-aling. 


Senin, 05 Juli 2021

Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya

Bait 1 Semesta alam mendukung. 

Kalau diingat-ingat dulu kala pas belum mengenal Anisa, kayanya hidupku seputar kerja, mancing dan makan haha. Berangkat pagi, pulang malem, trus sabtu minggu mancing, trus banyaknya sih di kamar kosan. Main hape sampe malem, telpon temen-temen. Berwarna sih, keliatannya banyak kegiatan tapi sejujurnya hatiku sepi. Kosong. Hidupku monoton. Aku merasa kok ngene banged dadi cah kerjo.

Pada suatu ketika, saat sore hari, secara tidak sengaja sebuah story muncul di instagramku, anisainles, karena gabut aku komen aja dengan lagak sok paham bahasa enggres wkwk. Dari situlah pertama kalu aku merasa mengenal dan dekat dengan orang asing. 

Chatku berlanjut dengan cara yang tidak biasa yaitu melalui kesan sambat dan ngrasani. Ngrasani kerjaan, bukan orang kook, yang kena marah, kena tegur, nglakuin kesalahan. Pokoknya, aku anggep Nisa sebagai pelampiasan atas segala gundah dan resahku di kantor karena sama-sama satu kerjaan. Lalu, aku mulai merembet ke hal pribadi, keluarga, investasi, masa depan dan lain hal yang tiba-tiba aku merasa butuh banged dia dan gaakan tenang hidupku tanpa cerita seharipun dengannya. 

Jujur, mencari orang yang bisa diajak komunikasi efektif seperti pelajaran KSPK, sangat-sangat  sulit. Kita harus memiliki frekuensi yang sama biar bisa satu aliran. 

Aku suka Nisa, dengan gaya bicaranya, bijaksananya, mau mendengarkannya, meski kadang aku tidak peduli mau dia bales apa nggak, aku hanya ngerasa nyaman untuk bercerita, kala itu.

Pada akhirnya, kesepianku dan segala aktivitas monotonku bisa lebih berwarna semnejak aku mengenal Anisa, dan ini berlangsung selama 4 bulan dari bulan Februari. 

Aku mulai menemukan rasa yang berbeda dan tak mau kehilangan.....

Senin, 12 April 2021

Bulan Ramadhan

Alhamdulillah, Allah telah memberikan umur kepada kita semua untuk mampu menjalani ibadah di bulan Ramadhan dan semoga segala ibadah kita di bulan ini dilancarkan oleh Allah.

Telah datang bulan puasa
Petanda Raja telah tiba
Tahan sejenak makanan-makanan itu
Sebab makanan-makanan jiwa telah tiba
Hantarkan jiwa pada keyakinan
Tahan sejenak tabiat materi
Hati tersesat telah patah
Petanda laskar iman telah tiba

-Maulana Jalaluddin Rumi


Bulan puasa selalu menjadi bulan yang "bangun pagi". Bangun jam 4, sahur lalu menunggu adzan subuh. Rutinitas ini sudah tentu akan sangat baik jika bisa dirutinkan setiap harinya. Namun, saya, kalian bisa tebak, alarm yang di deket telinga aja bisa gak kedengeran. Makanya, sering absen sahur. 

Memang, anak kos begini. Untungnya, bentar lagi punya istri. Tiap puasa ada yg masakin sahur, ada yang ngebangunin dengan manja, ada yang nyiapin buka puasa, tahun depan sih hahaa. Namuin, momen-momen bahagia sudah mulai tergambar.

Bagi saya, menikah itu menikmati kebahagiaan bersama. Kalau orientasinya hanya hasrat seksual, rasanya terlalu sempit. Malahan, perjuangan bersama orang yang selalu di samping kita itu sangat terasa dan berharga. 

Sama kaya waktu kecil dulu hidup dengan orang tua. Sama-sama bahagia. 

Semoga puasa kita selalu berkah dan lancar. Aamiin.

Selasa, 09 Maret 2021

Peristiwa Hilangnya Legalisasi Ijazah

Semoga rindumu segera terobati. 

Kalimat doa yang sering kali diucapkan bagi insan yang bercinta. Jarak yang tidak memungkinkan bagiku dan Ica untuk ketemu tiap hari bisa sangat membuat rindu bertumpuk. Meski begitu, ada aja cara kami berdua untuk saling bermesraan mengobati rindu masing-masing. Bagiamanapun keadaannya dan waktunya, kita selalu menyempatkan untuk terus bermesraan setiap hari. 

Hubungan kadang ada naik turunnya. Ini yang bikin ketawa miris. Kaya kejadian beberapa minggu yang lalu. Saya ngerasa kok ada yang aneh dari Ica. Jawab pesan WA singkat banget kaya males nanggepin. Ditelpon, hemat banged ngomongnya. Lebih sering cemberut kaya ada masalah setiap di video call. Hal ini berlangsung selama 1 minggu. 

"Kamu kenapa, ayang?" tanyaku padanya yang tentu membuatku khawatir. 

"Gak kenapa-kenapa mas," jawabnya seperti template harian. 

Jawaban itu yang membuatku bingung. Dibalik 'tidak kenapa-napa' nya ini ada ribuan tanda tanya, sebenarnya Ica mikir apa sih? Aku pikir, dia lagi halangan atau ada masalah di kantor, jadinya dia badmood. Tapi kok seminggu? 

Ilustrasi Ngambek 

Sehari, dua hari, tiga hari, dia masih tidak biasa sehingga pikiranku kalut saking khawatirnya. 

Kamis malam, seperti setiap malam lainnya, aku menelpon Ica. 

"Sayang, kamu kenapa, cerita sama mas kalau lagi ada masalah. Kalau kamu begini terus, aku juga ikut khawatir. Aku pernah berbuat salah yang gimana, gak papa bilang aja, aku malah seneng kamu marah asal kamu ga punya beban hati kaya gini.

Selasa, 09 Februari 2021

Maudy's Way

Bekasi, 09 Februari 2021

Bagaimanapun, semalas-malasnya aku, kalau ada satu hari yang terlewatkan begitu saja tanpa aku banyak melakukan kegiatan yang produktif, pasti akan ada yang mengganjal di dalam hati dan pikiranku. Itu aku, "si overthinker". Di pagi hari setelah bangun tidur, aku sudah menata hariku untuk melakukan ini itu, A, B, C, D, sampai Z. Tapi hanya dalam pikiran. Ini kelemahannya. Aku bisa mencari pembenaran untuk melupakannya, lalu melakukan hal lain yang lebih menyenangkan sehingga benar-benar tidak terlaksana.

Seminggu seperti itu sudah cukup membuat pikiranku menghadirkan Maudy Ayunda di dalam mimpiku, bunga tidurku. Bisa-bisanya, aku yang belum pernah melihat Maudy secara langsung (kalau mantan pacarnya aku pernah melihatnya di suatu kafe di daerah Senopati, benar-benar ARTIS. Bening benerrr), bahkan seharian tidak melihat postingan atau storynya di Instagram, malah melihatnya hadir di mimpiku dengan sangat jelas.

Aku lupa bagaimana cerita awalnya mimpiku. Intinya aku sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat, aku lupa tujuannya apa (namanya juga mimpi). Namun yang aku ingat, aku bersama rombongan orang terjebak di luar pagar tempat tujuan kami sehingga memaksa kami untuk menunggu semalaman di atas mobil pickup yang mengangkut kami selama perjalanan.



(mobil pickup)

Keesokan harinya, tiba-tiba aku dan rombongan sudah masuk ke dalam tempat yang menjadi tujuan kami. Suatu bangunan tua bergaya Eropa. Kalau kalian pernah nonton film Harry Potter, bangunannya seperti gedung dimana Harry tinggal dan bersekolah. Cukup lama kami berkeliling di dalam bangunan tersebut, sampai saatnya kami akan pulang, aku jalan berpisah dari rombongan menuju koridor bangunan. Pikirku agar dapat menghirup udara segar dan melihat pemandangan bangunan bergaya Eropa lainnya di seberang bangunan. Bangunan di seberang sana nampak megah dan berwibawa. Saking terpesonanya, aku tanpa sadar berjalan semakin jauh mendekat ke arah bangunan tersebut. Sampai tiba di bawah pohon yang rindang, lamunanku akan keindahan bangunan tersebut dihentikan oleh sosok gadis cantik dengan tatapan ambisius berdiri menatapku sambil tersenyum. Dia Maudy Ayunda!



(visual gedung)

Sesaat itu juga aku terbangun dari mimpiku, terbangun karena bunyi alarm HPku. Saking tidak masuk akalnya mimpiku ini, sampai-sampai aku masih bisa mengingat jelas bagaimana momen pertemuanku dengan Maudy Ayunda. Setelah mimpi itu aku pikir-pikir, aku baru sadar bahwa ternyata bangunan megah di seberang yang aku dekati itu adalah Kampus Stanford, tempat Maudy Ayunda saat ini mengejar studi S2nya. Pantas sajaaa.. Sekarang mimpiku jadi masuk akal.

Maudy hadir di mimpiku sebagai pengingat, bahwa "Maudy nggak males-malesan lho untuk bisa sampai di Stanford." Mungkin aku, kamu, atau siapapun pembaca blog ini punya suatu cita-cita yang sangat ingin dapat tercapai suatu saat nanti. Tapi kita tidak bisa hanya makan, tidur, mandi, lantas diam saja membiarkan serangkaian rutinitas hidup untuk bisa sampai ke tujuan kita. Setidaknya kita harus melakukan perubahan pada diri kita apapun itu, yang menuntun kita menjadi pribadi yang lebih baik. Walaupun pada akhirnya mungkin kita tidak mencapai cita-cita tertinggi kita, setidaknya usaha menjadikan diri ini menjadi lebih baik membuat kegagalan itu tidak sia-sia. Mungkin terdengar klise, tapi satu hal yang benar-benar pasti, bahwa kita tidak akan pernah tahu kemana waktu menuntun kita. Bagaimana kita pada akhirnya. Untuk itu, Maudy mengingatkanku lewat mimpiku untuk terus berusaha. Sehingga di garis finish, ketika aku menoleh ke belakang, aku akan bilang pada diriku, "YOU'VE DONE YOUR BEST."

Menunggu Senja Turun Dengan Santun