Berjuanglah
dan Bersabarlah
oleh: Hanafi (hanafidokter@gmail.com)
Sebelum
saya menceritakan kisah perjuangan saya memasuki PKN STAN ( Politeknik Keuangan
Negara STAN ) izinkan saya memberitahu kepada dunia bahwa ini adalah salah satu
perjuangan yang paling berkesan dalam perjalanan hidup saya. karena dalam
prosesnya mengalami banyak kejadian yang sangat berliku-liku yang tentunya
banyak sekali rintangan yang menghadang. Langsung saja dimulai
Perkenalkan
nama lengkapku Hanafi. Saya berasal dari Klaten provinsi Jawa Tengah . Ayah dan
Ibu saya adalah seorang guru. Saya lulus dari salah satu SMA di Klaten pada
tahun 2014. Di tahun itu saya memang sengaja tidak mendaftar USM ( Ujian
Saringan Masuk ) STAN dikarenakan dari awal tidak ada niatan untuk menjadi
mahasiswa STAN.
Alasan saya tidak mendaftar STAN adalah pikiran yang masih tertutup mengenai STAN maksud saya masih ada pikiran pikiran negatif tentang STAN. Namun saya mencoba untuk mencari kebenaran/klarifikasi (tabayyun) dan pada saat waktu itu saya menemukan organisasi di STAN yang sangat luar biasa bagusnya seperti Masjid Baitul Maal ( MBM ), SPEAK ( Spesialisasi Anti Korupsi ), Ikatan Mahasiswa Muslim ( IMM ) sehingga membuat pikiran saya terbuka bahwa segala sesuatu tergantung pada individu bukan pada organisasi ataupun lembaga yang menaunginya. Sejak saat saya melewatkan kesempatanitu , Saya bertekad kuat untuk menjadi mahasiswa di PKN STAN di tahun berikutnya. Sembari menunggu USM di tahun 2015 saya kuliah di salah satu universitas terkenal dan terbaik di Indonesia tepatnya di Yogyakarta jurusan fisika lewat jalur SBMPTN (tes tertulis). Di Yogyakarta saya menjalani kuliah dengan tidak maksimal dikarenakan saya merasa di sini bukan passion saya karena materi yang diajarkan bersifat sangat analitis dan monoton. walaupun sewaktu SMA pelajaran favorit saya adalah fisika. Namun fisika yang saya suka adalah praktek bukan teori. Sedangkan di MIPA yang menjadi penekanan adalah penguasaan teori. Saya memohon petunjuk kepada Allah untuk diberi jalan terbaik sembari menjalankan aktivitas kuliah yang cukup “menyiksa” ini. Tapi saya yakin Allah tidak mungkin menempatkan diriku pada sesuatu yang tidak ada hikmahnya. Pasti dibalik ini ada hikmah yang lebih baik karena Allah tau yang terbaik daripada kita. Selama kurang lebih dua semester saya menjalani perkuliahan dengan nilai yang kurang memuaskan dikarenakan ikhtiar saya masih sangat jauh dari maksimal dikarenakan memang disini saya belum menemukan jiwa semangat belajar akademis, entrepeneur maupun organisasi saya masih sangat minim.
Alasan saya tidak mendaftar STAN adalah pikiran yang masih tertutup mengenai STAN maksud saya masih ada pikiran pikiran negatif tentang STAN. Namun saya mencoba untuk mencari kebenaran/klarifikasi (tabayyun) dan pada saat waktu itu saya menemukan organisasi di STAN yang sangat luar biasa bagusnya seperti Masjid Baitul Maal ( MBM ), SPEAK ( Spesialisasi Anti Korupsi ), Ikatan Mahasiswa Muslim ( IMM ) sehingga membuat pikiran saya terbuka bahwa segala sesuatu tergantung pada individu bukan pada organisasi ataupun lembaga yang menaunginya. Sejak saat saya melewatkan kesempatanitu , Saya bertekad kuat untuk menjadi mahasiswa di PKN STAN di tahun berikutnya. Sembari menunggu USM di tahun 2015 saya kuliah di salah satu universitas terkenal dan terbaik di Indonesia tepatnya di Yogyakarta jurusan fisika lewat jalur SBMPTN (tes tertulis). Di Yogyakarta saya menjalani kuliah dengan tidak maksimal dikarenakan saya merasa di sini bukan passion saya karena materi yang diajarkan bersifat sangat analitis dan monoton. walaupun sewaktu SMA pelajaran favorit saya adalah fisika. Namun fisika yang saya suka adalah praktek bukan teori. Sedangkan di MIPA yang menjadi penekanan adalah penguasaan teori. Saya memohon petunjuk kepada Allah untuk diberi jalan terbaik sembari menjalankan aktivitas kuliah yang cukup “menyiksa” ini. Tapi saya yakin Allah tidak mungkin menempatkan diriku pada sesuatu yang tidak ada hikmahnya. Pasti dibalik ini ada hikmah yang lebih baik karena Allah tau yang terbaik daripada kita. Selama kurang lebih dua semester saya menjalani perkuliahan dengan nilai yang kurang memuaskan dikarenakan ikhtiar saya masih sangat jauh dari maksimal dikarenakan memang disini saya belum menemukan jiwa semangat belajar akademis, entrepeneur maupun organisasi saya masih sangat minim.
Setelah
melewati dua semester di kampus ini saya mendaftar lagi Tes tertulis SBMPTN
dikarenakan Pendaftaran USM PKN STAN di akhir akhir jika dibandingkan dengan
tes masuk yang lain. Dan di tes tertulis SBMPTN 2015 saya diterima di salah
satu universitas di Jawa Timur tepatnya di kabupaten Jember jurusan Kedokteran
Umum yang telah terakreditasi A. Sampai akhir bulan juli 2015 dimana batas
daftar ulang di Universitas tersebut harus dilaksanakan kejelasan pembukaan
pendaftaran USM PKN STAN belum juga terkonfirmasi secara jelas. Akhirnya
setelah diskusi dengan orangtua saya putuskan untuk melakukan daftar ulang di
Universitas di Jawa Timur tersebut dikarenakan cita cita awal saya sejak smp
adalah menjadi seorang dokter. Namun sorenya setelah daftar ulang terdapat
kejelasan tentang proses masuk menjadi Mahasiswa PKN STAN, tentu saja hal
tersebut membuat saya gelisah di sisi lain saya ingin kuliah tanpa harus
membebani orangtua. Di sisi lain juga saya telah membayar Uang Kuliah Tunggal
di Fisika 15.000.000 selama 2 semester dan Uang Kuliah di Kedokteran sebesar
17.500.000 selama 1 semester. Bagi keluarga kami jumlah uang yang cukup banyak
untuk dikorbankan. Setelah berdiskusi dengan penuh pertimbangan dengan orangtua
saya putuskan tetap kuliah di Jurusan Kedokteran sembari mengikuti tes USM PKN
STAN 2015. Dalam persiapan USM tahun 2015 ini saya dihadapkan pada situasi yang
padat dikarenakan sibuk mengurusi OSPEK yang hanya tidur satu sampai tiga jam
per hari selama satu pekan. Namun saya yakin Allah akan menyempurnakan usaha
saya. Dan ketika hari pertama kuliah saya langsung izin dikarenakan hari itu
adalah hari di mana saya registrasi pendaftaran USM PKN STAN. Saya berangkat ke
Malang sore harinya padahal hari itu masih suasana ospek namun tekad saya
sangat kuat. Bahkan teman teman dekat saya di kedokteran pun banyak yang
meminta saya untuk kuliah di sana saja karena kata mereka calon dokter seperti
saya ini sangat langka. Karena kepribadian saya yang santai tapi serius,
humoris, dan mudah bergaul. Namun tekad saya tetap bulat saya ingin mendaftar
PKN STAN 2015. Sore harinya saya mulai berangkat ke terminal naik angkot dari
kos kosan di jalan Kalimantan daerah sekitar kampus di Jember. Karena di jember
tidak tersedia tempat untuk verifikasi berkas USM STAN dan kota terdekat dari
Jember adalah Malang. Perjalanan saya dimulai pada pukul 16.00 ba’da sholat
ashar dengan angkot kode D menuju terminal Tawang Alun, salah satu terminal di
daerah Jember. Setelah itu saya naik bus ekonomi non AC menuju Malang untuk
menghemat biaya. Tapi saya transit dulu di probolinggo karena atas saran dari
seorang yang duduk di samping saya kalau di probolinggo antrinya lama . Dan
ternyata sesampai di terminal probolinggo pukul 20.00 harus menunggu sekitar 1
jam untuk lanjut ke Malang. Lalu saya
pindah ke bus yang lebih di depan untuk melanjutkan perjalanan ke Malang dengan
ongkos tambahan Rp 40.000 karena bus yang saya naiki AC, jadi agak mahal.
Alhamdulillah saya sampai di Malang pukul 23.00 lalu sampai di terminal saya
cari makan dulu karena dari siang belum makan. Setelah makan saya bertanya
kepada salah seorang sopir taksi untuk mengantarkan saya ke alamat verifikasi
yang jauhnya sekitar 2 km dari terminal Arjosari, Malang. Karena harga yang
ditawarkan cukup mahal yaitu Rp 50.000. Lalu saya putuskan naik ojek karena
angkot sudah tidak beroperasi di jam seperti itu. Setelah sampai di lokasi
tempat verifikasi saya mencari masjid terdekat untuk istirahat tetapi
gerbangnya dikunci sehingga saya putuskan untuk menginap di kantor polisi
terdekat karena waktu yang sudah larut malam. Pengalaman pertama saya berada di
kantor polisi dan petugasnya memperlakukan saya dengan sangat baik. Singkatnya
paginya saya melakukan verifikasi berkas sekitar jam 7 pagi, saya mulai antri
pukul 5 pagi setelah sholat berjama’ah di musholla kantor polisi di blimbing
salah satu kecamatan di Malang. Setelah melakukan verifikasi sekitar jam 10
pagi sembari menunggu jadwal keberangkatan kereta api yaitu pukul 16.00 saya
sempatkan untuk mengecek lokasi Tes USM PKN STAN yang dilaksanakan di STIE
Kucecwara dengan perjalanan yang cukup lama karena saya naik angkot dua kali
dan jalan kaki sekitar dua kilometer dengan sempat mampir kesana kemari dan
menayakan tempatnya kepada orang-orang, termasuk penjaga masjid karena saya
sholat dzuhur berjama’ah di salah satu masjid. Singkat cerita sekitar beberapa
hari kemudian saya mengikuti tes tertulis di Malang untuk menentukan apakah
saya lanjut ke tahap kesehatan dengan perjuangan selama 2,5 jam mengerjakan 180
soal. Inilah salah satu perjuangan 2,5 jam yang paling berkesan dalam
kehidupanku karena saya telah mengorbankan dua universitas untuk mengikuti tes
ini. Akhirnya pengumuman yang ditunggu-tunggu tiba juga yaitu tanggal 9
September, saya lolos tahap tertulis dan melanjutkan tahap terakhir yaitu tes
kesehatan saya mendapat jadwal hari Senin, 14 September 2016. Bagi saya tes
kesehatan yang mengelilingi lapangan selama 12 menit dan shuttle run ( lari
angka delapan ) cukup menguras tenaga namun saya lebih tenang karena sudah
terbiasa latihan lari, ditambah lagi saya pernah menjuarai kejuaraan lari jarak
menengah 1500 meter se-kabupaten Klaten di tahun 2011 membuat kepercayaan diri
saya meningkat dan optimis. Tepat satu hari
sebelum saya ujian blok satu di fakultas kedokteran yaitu tanggal 3 Oktober
2016 hari Sabtu dini hari, pengumuman yang ditunggu-tunggu tiba. Dan alhamdulillah
nama saya terpampang sebagai mahasiswa D-III Pajak PKN STAN angkatan 2015
membuat saya merasa sangat bersyukur atas karunia Allah SWT dan saya segera
menelepon orangtua untuk mengkabari kabar bahagia ini dan saya langsung pesan
tiket kereta pulang ke Klaten. Sesampai di rumah mereka berdua meneteskan air
mata kebahagiaan dan memeluk saya dengan membisikkan “perjuanganmu sudah
terbayarkan Nak, Ayah dan Ibu bangga padamu” kata kedua orangtua saya.
Setelah
memasuki Kampus PKN STAN tercinta saya menemukan banyak sekali hikmah pelajaran
yang sangat berharga yang tidak saya temukan di kampus sebelum-sebelumya. Di
sini saya menemukan arti sebuah kebersamaan, rasa peduli terhadap sesama
angkatan bahkan seluruh elemen yang ada di PKN STAN dengan bahasa kerennya jiwa
korsa. Kita berusaha untuk saling membantu tentunya dengan cara yang halal dan
legal karena di PKN STAN terkenal sistem Drop Out yang banyak membuat mahasiswa
harus pulang lebih cepat sebelum menyelesaikan studinya. Motto kita “masuk
bersama, lulus bersama”. Di sini saya menemukan suasana kampus yang nyaman
karena seragamnya sama dan dosennya pun ramah-ramah serta sangat peduli
terhadap mahasiswa. Suatu hal yang tidak saya rasakan di dua universitas
sebelumnya yang pengajarnya cenderung cuek atau kurang peduli terhadap
mahasiswa.
Di
sini juga saya menemukan jiwa organisasi dan entrepreneur yang sempat hilang
muncul kembali. Di tingkat 1 saya diamanahi menjadi staff pendidikan di Ukhuwah
Muslim Pajak, salah satu organisasi yang ada di jurusan pajak yang bernuansa
islam dan anggota di Stan Tennis Club (STC) serta beberapa kepanitiaan acara.
Di samping itu Indeks Prestasi saya jauh
lebih baik dari universitas sebelumnya, walaupun masih banyak yang lebih tinggi
dari saya. Alhamdulillah masih diberi Allah nilai cumlaude. Di tingkat 2 saya diamanahi
menjadi ketua Ukhuwah Muslim Pajak (UMP), Staff Inspektorat Jenderal Pusat
Studi Perpajakan (PUSPA), Staff Capital Market Club (CMC) di SEEC (Stan Education
Entrepeneur Community), Anggota CANON (Komunitas Badminton di PKN STAN ), serta
magang di Staff Syiar Masjid Baitul Maal PKN STAN. Di samping itu untuk
meringankan beban orangtua saya juga menjadi pengajar di salah satu bimbingan
belajar dan jualan buku USM PKN STAN, pernah juga jual gorengan dan paket soal
bahas mata kuliah. Dan sampai sekarang Alhamdulillah saya sudah mempunyai
bimbel mahasiswa PKN STAN yang bertujuan untuk membantu teman-teman yang
kesulitan di mata kuliah tertentu. Dan hasilnya Alhamdulillah cukup lumayan
untuk kebutuhan harian saya.
Dari
perjuangan yang saya alami di atas saya dapat mengambil suatu pelajaran bahwa Allah
pasti menempatkan kita di dalam suatu urusan atau masalah bukan suatu kebetulan
pasti ada tujuan dan alasan yang jauh lebih baik yang mungkin kita tidak
mengetahuinya. Karena yang diharapkan belum tentu terbaik tapi percayalah yang
terbaik pasti melebihi harapan. Hidup itu seperti puzzle-puzzle yang berserakan
yang tampak seolah-olah tidak ada kaitannya satu sama lain. Padahal jika saja
kita mau sedikit bersabar merangkainya, akan terlihat bahwa puzzle-puzzle tersebut merupakan suatu kesatuan yang
utuh dan saling berkaitan satu sama lain, menghasilkan suatu hal yang indah.
Saya tidak mengatakan bahwa tidak akan ada kesulitan dalam merangkainya. Pasti
ada,dan akan selalu ada.Tapi justru disitulah letak
seni, tantangan,dan kenikmatannya. Seperti itu jugalah hidup.Maka dari
itu berjuanglah dan bersabarlah.
nb:
Hanafi
adalah mahasiswa semester 6 yang saat ini menekuni bidang perpajakan dan
memiliki potensi wirausaha. dibuktikannya dengan mendirikan sebuah lembaga
bimbingan belajar STANNITE STANIUM. Omset 3 bulan mencapai 50juta. Kalau anda
berniat belajar bersama stannite maupun wirausaha dengan kawan saya, silahkan
hubungi via email diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar