Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Rabu, 07 Maret 2018

Kisah Perjuangan Hanafi Masuk Kampus Idaman



Berjuanglah dan Bersabarlah
oleh: Hanafi (hanafidokter@gmail.com)
Sebelum saya menceritakan kisah perjuangan saya memasuki PKN STAN ( Politeknik Keuangan Negara STAN ) izinkan saya memberitahu kepada dunia bahwa ini adalah salah satu perjuangan yang paling berkesan dalam perjalanan hidup saya. karena dalam prosesnya mengalami banyak kejadian yang sangat berliku-liku yang tentunya banyak sekali rintangan yang menghadang. Langsung saja dimulai           
Perkenalkan nama lengkapku Hanafi. Saya berasal dari Klaten provinsi Jawa Tengah . Ayah dan Ibu saya adalah seorang guru. Saya lulus dari salah satu SMA di Klaten pada tahun 2014. Di tahun itu saya memang sengaja tidak mendaftar USM ( Ujian Saringan Masuk ) STAN dikarenakan dari awal tidak ada niatan untuk menjadi mahasiswa STAN.
Alasan saya tidak mendaftar STAN adalah pikiran yang masih tertutup mengenai STAN maksud saya masih ada pikiran pikiran negatif tentang STAN. Namun saya mencoba untuk mencari kebenaran/klarifikasi (tabayyun) dan pada saat waktu itu saya menemukan organisasi di STAN yang sangat luar biasa bagusnya seperti Masjid Baitul Maal ( MBM ), SPEAK ( Spesialisasi Anti Korupsi ), Ikatan Mahasiswa Muslim ( IMM ) sehingga membuat pikiran saya terbuka bahwa segala sesuatu tergantung pada individu bukan pada organisasi ataupun lembaga yang menaunginya. Sejak saat saya melewatkan kesempatanitu , Saya bertekad kuat untuk menjadi mahasiswa di PKN STAN di tahun berikutnya. Sembari menunggu USM di tahun 2015 saya kuliah di salah satu universitas terkenal dan terbaik di Indonesia tepatnya di Yogyakarta jurusan fisika lewat jalur SBMPTN (tes tertulis). Di Yogyakarta saya menjalani kuliah dengan tidak maksimal dikarenakan saya merasa di sini bukan passion saya karena materi yang diajarkan bersifat sangat analitis dan monoton. walaupun sewaktu SMA pelajaran favorit saya adalah fisika. Namun fisika yang saya suka adalah praktek bukan teori. Sedangkan di MIPA yang menjadi penekanan adalah penguasaan teori. Saya memohon petunjuk kepada Allah untuk diberi jalan terbaik sembari menjalankan aktivitas kuliah yang cukup “menyiksa” ini. Tapi saya yakin Allah tidak mungkin menempatkan diriku pada sesuatu yang tidak ada hikmahnya. Pasti dibalik ini ada hikmah yang lebih baik karena Allah tau yang terbaik daripada kita.   Selama kurang lebih dua semester saya menjalani perkuliahan dengan nilai yang kurang memuaskan dikarenakan ikhtiar saya masih sangat jauh dari maksimal dikarenakan  memang disini saya belum menemukan jiwa semangat belajar akademis, entrepeneur maupun organisasi saya masih sangat minim.  
Setelah melewati dua semester di kampus ini saya mendaftar lagi Tes tertulis SBMPTN dikarenakan Pendaftaran USM PKN STAN di akhir akhir jika dibandingkan dengan tes masuk yang lain. Dan di tes tertulis SBMPTN 2015 saya diterima di salah satu universitas di Jawa Timur tepatnya di kabupaten Jember jurusan Kedokteran Umum yang telah terakreditasi A. Sampai akhir bulan juli 2015 dimana batas daftar ulang di Universitas tersebut harus dilaksanakan kejelasan pembukaan pendaftaran USM PKN STAN belum juga terkonfirmasi secara jelas. Akhirnya setelah diskusi dengan orangtua saya putuskan untuk melakukan daftar ulang di Universitas di Jawa Timur tersebut dikarenakan cita cita awal saya sejak smp adalah menjadi seorang dokter. Namun sorenya setelah daftar ulang terdapat kejelasan tentang proses masuk menjadi Mahasiswa PKN STAN, tentu saja hal tersebut membuat saya gelisah di sisi lain saya ingin kuliah tanpa harus membebani orangtua. Di sisi lain juga saya telah membayar Uang Kuliah Tunggal di Fisika 15.000.000 selama 2 semester dan Uang Kuliah di Kedokteran sebesar 17.500.000 selama 1 semester. Bagi keluarga kami jumlah uang yang cukup banyak untuk dikorbankan. Setelah berdiskusi dengan penuh pertimbangan dengan orangtua saya putuskan tetap kuliah di Jurusan Kedokteran sembari mengikuti tes USM PKN STAN 2015. Dalam persiapan USM tahun 2015 ini saya dihadapkan pada situasi yang padat dikarenakan sibuk mengurusi OSPEK yang hanya tidur satu sampai tiga jam per hari selama satu pekan. Namun saya yakin Allah akan menyempurnakan usaha saya. Dan ketika hari pertama kuliah saya langsung izin dikarenakan hari itu adalah hari di mana saya registrasi pendaftaran USM PKN STAN. Saya berangkat ke Malang sore harinya padahal hari itu masih suasana ospek namun tekad saya sangat kuat. Bahkan teman teman dekat saya di kedokteran pun banyak yang meminta saya untuk kuliah di sana saja karena kata mereka calon dokter seperti saya ini sangat langka. Karena kepribadian saya yang santai tapi serius, humoris, dan mudah bergaul. Namun tekad saya tetap bulat saya ingin mendaftar PKN STAN 2015. Sore harinya saya mulai berangkat ke terminal naik angkot dari kos kosan di jalan Kalimantan daerah sekitar kampus di Jember. Karena di jember tidak tersedia tempat untuk verifikasi berkas USM STAN dan kota terdekat dari Jember adalah Malang. Perjalanan saya dimulai pada pukul 16.00 ba’da sholat ashar dengan angkot kode D menuju terminal Tawang Alun, salah satu terminal di daerah Jember. Setelah itu saya naik bus ekonomi non AC menuju Malang untuk menghemat biaya. Tapi saya transit dulu di probolinggo karena atas saran dari seorang yang duduk di samping saya kalau di probolinggo antrinya lama . Dan ternyata sesampai di terminal probolinggo pukul 20.00 harus menunggu sekitar 1 jam untuk  lanjut ke Malang. Lalu saya pindah ke bus yang lebih di depan untuk melanjutkan perjalanan ke Malang dengan ongkos tambahan Rp 40.000 karena bus yang saya naiki AC, jadi agak mahal. Alhamdulillah saya sampai di Malang pukul 23.00 lalu sampai di terminal saya cari makan dulu karena dari siang belum makan. Setelah makan saya bertanya kepada salah seorang sopir taksi untuk mengantarkan saya ke alamat verifikasi yang jauhnya sekitar 2 km dari terminal Arjosari, Malang. Karena harga yang ditawarkan cukup mahal yaitu Rp 50.000. Lalu saya putuskan naik ojek karena angkot sudah tidak beroperasi di jam seperti itu. Setelah sampai di lokasi tempat verifikasi saya mencari masjid terdekat untuk istirahat tetapi gerbangnya dikunci sehingga saya putuskan untuk menginap di kantor polisi terdekat karena waktu yang sudah larut malam. Pengalaman pertama saya berada di kantor polisi dan petugasnya memperlakukan saya dengan sangat baik. Singkatnya paginya saya melakukan verifikasi berkas sekitar jam 7 pagi, saya mulai antri pukul 5 pagi setelah sholat berjama’ah di musholla kantor polisi di blimbing salah satu kecamatan di Malang. Setelah melakukan verifikasi sekitar jam 10 pagi sembari menunggu jadwal keberangkatan kereta api yaitu pukul 16.00 saya sempatkan untuk mengecek lokasi Tes USM PKN STAN yang dilaksanakan di STIE Kucecwara dengan perjalanan yang cukup lama karena saya naik angkot dua kali dan jalan kaki sekitar dua kilometer dengan sempat mampir kesana kemari dan menayakan tempatnya kepada orang-orang, termasuk penjaga masjid karena saya sholat dzuhur berjama’ah di salah satu masjid. Singkat cerita sekitar beberapa hari kemudian saya mengikuti tes tertulis di Malang untuk menentukan apakah saya lanjut ke tahap kesehatan dengan perjuangan selama 2,5 jam mengerjakan 180 soal. Inilah salah satu perjuangan 2,5 jam yang paling berkesan dalam kehidupanku karena saya telah mengorbankan dua universitas untuk mengikuti tes ini. Akhirnya pengumuman yang ditunggu-tunggu tiba juga yaitu tanggal 9 September, saya lolos tahap tertulis dan melanjutkan tahap terakhir yaitu tes kesehatan saya mendapat jadwal hari Senin, 14 September 2016. Bagi saya tes kesehatan yang mengelilingi lapangan selama 12 menit dan shuttle run ( lari angka delapan ) cukup menguras tenaga namun saya lebih tenang karena sudah terbiasa latihan lari, ditambah lagi saya pernah menjuarai kejuaraan lari jarak menengah 1500 meter se-kabupaten Klaten di tahun 2011 membuat kepercayaan diri saya meningkat dan optimis.  Tepat satu hari sebelum saya ujian blok satu di fakultas kedokteran yaitu tanggal 3 Oktober 2016 hari Sabtu dini hari, pengumuman yang ditunggu-tunggu tiba. Dan alhamdulillah nama saya terpampang sebagai mahasiswa D-III Pajak PKN STAN angkatan 2015 membuat saya merasa sangat bersyukur atas karunia Allah SWT dan saya segera menelepon orangtua untuk mengkabari kabar bahagia ini dan saya langsung pesan tiket kereta pulang ke Klaten. Sesampai di rumah mereka berdua meneteskan air mata kebahagiaan dan memeluk saya dengan membisikkan “perjuanganmu sudah terbayarkan Nak, Ayah dan Ibu bangga padamu” kata kedua orangtua saya.
Setelah memasuki Kampus PKN STAN tercinta saya menemukan banyak sekali hikmah pelajaran yang sangat berharga yang tidak saya temukan di kampus sebelum-sebelumya. Di sini saya menemukan arti sebuah kebersamaan, rasa peduli terhadap sesama angkatan bahkan seluruh elemen yang ada di PKN STAN dengan bahasa kerennya jiwa korsa. Kita berusaha untuk saling membantu tentunya dengan cara yang halal dan legal karena di PKN STAN terkenal sistem Drop Out yang banyak membuat mahasiswa harus pulang lebih cepat sebelum menyelesaikan studinya. Motto kita “masuk bersama, lulus bersama”. Di sini saya menemukan suasana kampus yang nyaman karena seragamnya sama dan dosennya pun ramah-ramah serta sangat peduli terhadap mahasiswa. Suatu hal yang tidak saya rasakan di dua universitas sebelumnya yang pengajarnya cenderung cuek atau kurang peduli terhadap mahasiswa.
Di sini juga saya menemukan jiwa organisasi dan entrepreneur yang sempat hilang muncul kembali. Di tingkat 1 saya diamanahi menjadi staff pendidikan di Ukhuwah Muslim Pajak, salah satu organisasi yang ada di jurusan pajak yang bernuansa islam dan anggota di Stan Tennis Club (STC) serta beberapa kepanitiaan acara. Di samping itu Indeks Prestasi  saya jauh lebih baik dari universitas sebelumnya, walaupun masih banyak yang lebih tinggi dari saya. Alhamdulillah masih diberi Allah nilai cumlaude. Di tingkat 2 saya diamanahi menjadi ketua Ukhuwah Muslim Pajak (UMP), Staff Inspektorat Jenderal Pusat Studi Perpajakan (PUSPA), Staff Capital Market Club (CMC) di SEEC (Stan Education Entrepeneur Community), Anggota CANON (Komunitas Badminton di PKN STAN ), serta magang di Staff Syiar Masjid Baitul Maal PKN STAN. Di samping itu untuk meringankan beban orangtua saya juga menjadi pengajar di salah satu bimbingan belajar dan jualan buku USM PKN STAN, pernah juga jual gorengan dan paket soal bahas mata kuliah. Dan sampai sekarang Alhamdulillah saya sudah mempunyai bimbel mahasiswa PKN STAN yang bertujuan untuk membantu teman-teman yang kesulitan di mata kuliah tertentu. Dan hasilnya Alhamdulillah cukup lumayan untuk kebutuhan harian saya.
Dari perjuangan yang saya alami di atas saya dapat mengambil suatu pelajaran bahwa Allah pasti menempatkan kita di dalam suatu urusan atau masalah bukan suatu kebetulan pasti ada tujuan dan alasan yang jauh lebih baik yang mungkin kita tidak mengetahuinya. Karena yang diharapkan belum tentu terbaik tapi percayalah yang terbaik pasti melebihi harapan. Hidup itu seperti puzzle-puzzle yang berserakan yang tampak seolah-olah tidak ada kaitannya satu sama lain. Padahal jika saja kita mau sedikit bersabar merangkainya, akan terlihat bahwa puzzle-puzzle tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan satu sama lain, menghasilkan suatu hal yang indah. Saya tidak mengatakan bahwa tidak akan ada kesulitan dalam merangkainya. Pasti ada,dan akan selalu ada.Tapi justru disitulah letak seni, tantangan,dan kenikmatannya. Seperti itu jugalah hidup.Maka dari itu berjuanglah dan bersabarlah.

nb:
Hanafi adalah mahasiswa semester 6 yang saat ini menekuni bidang perpajakan dan memiliki potensi wirausaha. dibuktikannya dengan mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar STANNITE STANIUM. Omset 3 bulan mencapai 50juta. Kalau anda berniat belajar bersama stannite maupun wirausaha dengan kawan saya, silahkan hubungi via email diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun