Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Rabu, 20 Januari 2021

Melamar Anisa

 Waktu berjalan begitu cepat, bagi hati yang dilanda jatuh cinta. Meski sudah hampir setahun aku mengenalnya, rasanya masih sama saat kita awal jumpa, saling malu-malu dengan pipi merah merona. 

Aku melamar Anisa, 

Sabtu pagi, 9 Januari 2021 cuaca sangat cerah di Serang. Mobil Omku sudah bersiap di depan kosan untuk mengantarkan aku dan orangtua ke Bekasi. Segala oleh-oleh lamaran sudah kami masukkan ke dalam mobil. 

Bismillahirrohmanirrohim. Segala puji bagi Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, semoga Engkau melancarkan segala urusan kami dan segala niat baik kami.

Perjalanan sangat lancar, tidak ada macet seperti prediksi kami. Waktu tempuh Serang ke Bekasi yang biasanya 2 jam, cukup 1,5 jam. Pukul 10.30 kmi sudah tiba di POM Bensin dekat rumahnya Ica karena harus nunggu Pakdhe Budhe dari Cilengsi. 

Jam 11.45, Pakdhe Budhe dan Sepupu sudah berkumpul lalu degan gercep, kami menuju ke rumah Ica sayang. 

Kami berhenti dulu di masjid terdekat untuk sholat Zuhur karena memang acara akan dilaksanakan setelah sholat Zuhur. Selesai sholat, kami segera menuju k erumahnya dan....

Kami tidak menyangka bahwa akan disambut oleh banyak orang di ruah Ica. Rame banged gaesss wkwk. Setelah kami tahu ternyata mereka adalah keluarga pakdhe, budhe, om tantenya.

Rombongan kami disambut sangat hangat serasa aura kebahagiaan juga tak hanya terpancar di diri kami berdua namun juga segenap yang hadir disana.

Beli cincin lamaran, tanganku yang mana coba?

Bapak mengawali dengan menyampaikan salam sehat dan selamat bagi keluarga Anisa dan mengucapkan permohonan maaf karena mundurnya rencana lamaran selama 1 minggu karena ada suatu halangan. Lalu, memperkenalkan semua anggota keluargaku yang datang dan memberikan oleh-oleh yang kami bawa. Lalu, sampailah kata-kata Bapak pada kata-kata yang membuatku mengambil nafas panjang,

Kedatangan kami bermaksud untuk menindaklanjuti kesepakatan antara anak saya, Ilham dan anak Ibu, Anisa untuk saling berkomitmen menjalin kehidupan berumah tangga melalui ikatan pernikahan yang sah dimata agama dan hukum. Maka, kami bermaksud untuk melamar anak ibu, Anisa Indah Lestari, untuk menjadi calon istri sah dari anak saya, Ilham Zahrir.

Perwakilan dari keluarga besarnya berganti menanggapi kalimat bapak. 

Terima kasih atas niat baik bapak ibu selaku orang tua dari anak Ilham Zahrir. Tentunya sebagai orang tua dan perwakilan orang tua, kami tidak berhak sepenuhnya menjawab permintaan bapak ibu. Maka, kami panggil saja anak kami Anisa untuk secara langsung mendengar jawabannya. 

*Anisa pun masuk

Ia adalah bingkisan Tuhan terindah yang aku lihat. Sorot matanya teduh, seperti mampu menentramkan hatiku dan ragaku. Senyumnya lembut mempesona. 

Bagaimana, Nak, kamu yang berhak memutuskan. Apakah kamu bersedia menerima lamaran dari Mas Ilham Zahrir dan akan menjadi calon istri sah dari Mas Ilham Zahrir?, kalimat tanya ini berhasil membuatku bergetar. 

Bismillahirrohmanirrhim, saya sepenuh hati menerima lamaran dan Mas Ilham Zahrir dan bersedia menjadi calon istrinya. 

Alhamdulillahirobbil álamin. Semua keluargaku dan keluarganya bernafas lega, termasuk diriku. Suasanya yang awalnya begitu hening berubah menjadi suka cita. Semuanya tersenyum, kami pun juga. Perasaanku menjadi sangat lega. langkah awalku berbuah manis. Kemudian acara dilanjutkan dengan tukar cincin oleh Ibuku dan Ibunya.   

Tukar cincin. Lihatlah bajuku dan roknya Ica, serasi kan hehe

Acara dilanjutkan dengan penentuan Akad Nikah, Ngunduh Mantu, Lokasi dan hal teknis lainnya. Selesai kesepakatan tentang waktu acara tiba-tiba.....breeessss, hujan deras turun. 

Kami melanjutkan acara makan bersama dan ramah tamah. Semua keluarga asyik ngobrol bareng, namun aku masih terpaku pada cincin di jari manis kiri. Cukup lama aku raba cincin yang telah tersemat di jariku. Sebuah komitmen yang serius, aku harus mampu bertanggung jawab pada diri sendiri, pada Anisa dan keluargaku dan keluarganya.

Kami akhiri dengan poto-poto bersama dan lihatlah, betapa lebarnya senyum dan tawaku, bahkan aku baru sadar setelah melihat ulang poto-poto ini sesampainya di Serang. 

Semoga doa baik teman-teman semua turut melancarkan niat kami dan memberikan keberkahan bagi kami. Terima kasih. 










NB: Bertema "Menuju Ilham dan Anisa" memang menonjolkan backdrop yang sederhana namun potogenic. Alesan aja sih soalnya semua yang ngurus Ica, aku malah baru tahu, katanya biar keluarga juga bisa ikutan poto. 




Tangerang, 20 Jan 2021 Pukul 15.25 WIB

Suasanya yang mendung dan AC nya dingin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun