Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Senin, 08 Juni 2020

Berbagi Pengalaman

Pagi ini saya tiba-tiba ingin sekali menulis. Apapun. Saya mencoba menggali-gali cerita yang pernah saya alami, lama untuk merenung sekitar 10 menit, menyelami masa lalu namun belum ada gambaran yang jelas untuk saya ceritakan.

Menurut saya, menulis sebuah cerita masa lalu membutuhkan aura yang kuat yang di dalam ingatan saya itu sangat kuat hingga mampu saya gambarkan sedetail mungkin. Tapi pagi ini, belum ada satu pun cerita yang saya kira beraura kuat.

Wajar saja, tadi pagi sebuah tragedi kesiangan menimpa saya. Sebuah kekonyolan. Jadi ceritanya, saya sebenarnya sudah bangun jam 5.15 pagi, namun saya mendegar di luar sedang hujan, ku pikir wah enak banget hujan-hujan pagi hari, lalu saya malah tertidur lagi dan tiba-tiba bangun jam 7.10.

Saya pun mulai bersiap-siap secepat kilas, hingga jam 07.30 saya sudah duduk di kursi kerja meski nyawa belum terkumpul semuanya. Dengan perasaan yang was-was, saya mulai menjerang air panas ke dalam gelas dan sebuah teh celup didalamnya. Minum teh anget saat gelisah seperti ini adalah cara yang manjur untuk menentramkan hati. Tak lupa setelah mulai tenang, saya memberi kabar pada seseorang dan mulai bercerita seperti biasanya tentang kejadian pagi ini.

Dengan semangat secepat kilat pulihnya, satu persatu kerjaan diatasi dan akhirnya di sela-sela menunggu limpahan kerjaan lain, saya menulis tulisan ini.

Terima kasih sudah mau mendengarkan dan berbagi.


Serang, 10.32 WIB
Dalam keadaan baik-baik saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun