Sampai saat ini, kejutan-kejutan pasti pernah kita alami. Apalagi kejutan yang tidak terduga yang membuatmu bahagia. Kesan mendalam yang seperti inilah yang sering membuat kita kalut dalam kebahagiaan. Bukan dari nilai barangnya, namun dari momen kebahagiaanya dan rasa luluh kita pada perhatian seseorang pada diri kita.
Apakah kalian pernah mendapatkan kiriman misterius dari seseorang? Saat tiba-tiba anda sedang duduk di ruang kerja dengan tumpukan berkas-berkas yang menunggu dieksekusi dan agenda rapat yang menunggu dipersiapkan, telepon berdering bernomor asing yang setelah diangkat tiba-tiba "saya dari grab, benar ini dengan Pak Ilham?"
Begitulah percakapan awal yang membuat saya kaget. Bagaimana nomor asing bisa tahu nama saya dan tentu saja nomor pribadi saya? pembicaraan berlanjut dengan,
"Benar bapak, dengan saya sendiri. Ini siapa ya pak?"
"Saya dari Grab, pak, ada titipan untuk diberikan ke Pak Ilham."
Titipan? Buat aku? Ini beneran atau nggak sih? Baru kali ini ada orang ngirim titipan lewat grab. Tanyaku dalam hati. Saat itu juga saya sedang bersama partner kerja saya Teh Tuti dimana saat itu juga telepon dalam posisi loudspeaker sehingga dia juga mendegar jelas percakapan ini.
"Bapak sekarang dimana?"
"Saya sedang di kantor pak, di blablablabla. Nanti tunggu dibawah saja pak, di gerbang, saya turun kalau bapak sudah sampai. Telpon aja kalau sudah dibawah."
Dalam perasaan dag dig dug dan penasaran, tentu saja dengan wajah yang bingung saya menutup telepon. Teh Tuti mulai komentar titipan apa, dari siapa, yang pertanyaan-pertanyaannya pun aku juga gak bisa jawab.
Tiba pukul 12 siang, telepon lagi dari nomor yang sama. Buru-buru saya turun ke bawah tanpa membawa uang karena bilangnya sudah dibayar.
Sebuah tentengan Kopi Janji Jiwa sudah saya terima di tangan. Dengan senyum khas layaknya anak-anak yang menerima uang lebaran atau senyum saat menerima hadiah ranking 1 atau senyum saat layangan buatannya mampu terbang tinggi, begitulah senyumku siang itu. Senyum dan perasaan yang kuingat sudah lama tidak kurasakan. Seperti ada greget lain yang dahsyat.
Saat itu aku sungguh seneng dan bersyukur sampai tiba di ruangan lagi dan duduk membawa segelas kopi ini lalu muncul pertanyaan, siapa ini yang ngirim. Rahasia pengirim dirahasiakan oleh pak Grab yang saya jelaskan lagi "Maaf mas, ini misi rahasia. Siapa juga yang ngirim minta dirahasiakan. Silahkan ini buat Mas"
Kopi Termanis yang pernah saya minum |
Tak apalah, aku terima ini. Mungkin ia tahu bahwa aku dalam agenda rapat yang saking seringnya saya ikut rapat, siang pula jadwal rapatnya, saya mungkin saja mengantuk dan ketinggalan materi (memang sering ngantuk sih hahaha), jadi kopi ini bisa diminum pas rapat biar tetap fokus dan gak ngantuk. Kesimpulan ini sebenarnya bukan dari aku sendiri sih wkwk, ada orang yang berpendapat seperti itu setelah aku cerita semua kejadian hari ini. Buat aku ini masuk akal juga ya. Terima kasih untuk selalu mendengarkan dan melengkapi.
Namanya rezeki, pantang ditolak. Meski saya tidak tahu siapa pengirimanya, dalam lubuk hatiku, saya ingin mengucapkan terima kasih atas perhatiannya hari ini. Ternyata, Tuhan mengirimmu untuk menjadi pengobat rasa sedihku. Atau mungkin Tuhan tahu bahwa aku akan mengalami hal pahit hari ini maka Ia menggerakkanmu untuk memberikan jutaan kebahagiaan dari segelas kopi ini.
Memang, kalau kata anak indie, kopi adalah minuman yang diracik dari kebahagiaan, kesedihan dan kenangan yang ini semua sudah aku rasakan.
Dan, Janji Jiwa ini, aku berjanji untuk menjaga jiwa ini untuk tetap utuh dan bekerja sepenuh jiwa. Sama halnya dengan mu, tolong kamu juga lakuin hal yang sama.
Selamat menikmati Kopi Janji Jiwa Kopi campur Susu yang enaknya tiada bandingannya. Makasih ya siapapun itu.
#Tapi kok KAMU bisa tahu kalau ini jenis Kopi campur Susu. Ah sudahlah aku juga gatau hahaha.
Meja kerja, 14.29 WIB
Dalam keadaan cemas menunggu rapat sampai selesai agar tidak terjadi masalah di koneksinya dan perangkatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar