Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Minggu, 08 April 2018

bersambung #2

Di pagi hari yang masih berselimut kabut, Malik merenung di teras rumahnya. Pergolakan hatinya sudah berkecamuk sejak malam. Tuhan Maha Adil dan Pemaaf. Kata-kata yang senantiasa terngiang di lubuk hatinya. Kalimat itu diucapkan bapaknya kepada ibunya dan Malik sebelum meninggal. Ia semakin gundah. 

Kabut mulai beringsut hilang. Semburat cahaya matahari mulai meninggi menampakkan kedigdayaannya diatas kebingungan manusia. Seketika itu juga, Malik sudah memutuskan bahwa ia akan mengikuti jejakayahnya, sekali ini saja. Ia tidak rela jika ibunya yang sudah banyak pahalanya, diganjar palu oleh malaikat. Bahwasanya apa yang dikatakan ayahnya memang benar, setiap perbuatan pasti ada resikonya, entah resiko baik maupun buruk, yang menyangkut dosa maupun tidak. Tuhan pasti akan memaafkan dosa yang diniatkan untuk mendapatkan kebaikan. begitu pikirnya. Mengenakan kaus lengan panjang dan celana jeans KW merk CARDINAL beralaskan sendal, ia meninggalkan rumah. 


Ia sudah tahu tempat yang akan dituju. Kompleks Perumahan Mewah Permai Hijau. Ia harus memutar mengelilingi pagar tembok untuk sampai di pintu masuk. Ia sedikit gugup karena baru pertama kali ini ia kan menjadi pencuri. Tapi ia juga tak ragu untuk maju mengingat nasib ibunya di akhiratnya.

Sesampainya di pintu gerbang, Malik dihentikan oleh penjaga kompleks. Ia ditanyai macam-macam perihal keperluannya masuk area kompleks. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan dan dijawab dengan santi olehnya. Akhirnya ia berhasil masuk dengan tenang. Ia mulai berjalan ke arah kiri saat tiba-tiba  suara pos penjaga mengagetkannya.

"Masjid ada di sebelah timur, kamu harus belok kanan. Belok kanan" kata penjaga

Ia berbalik arah dan berjalan menuju ke arah masjid. Malik menggerutu dalam hati karena kemungkinan ia mendapatkan barang curian semakin kecil. Ia tadi beralasan untuk sholat di masjid kompleks dan menjadikannya kesalahan fatal karena tidak bisa leluasamenjelajahi lingkungan kompleks. 

Masjid megah dengan interior ala Persian Kingdom, menambah kesan mewah komplek perumahan tersebut. Malik melepas sendal danmulai mengambil air wudhu. Ia sholat dengan khusuk persis seperti yang diajarkan mendiang ibunya. Dalam donya setelah selesai sholat, ia meminta dilancarkan rezeki untuk menutup semua hutang pemakaman ibunya. Keadaan masjid saatitu masih sepi, hanya ada Malik beberapa orang yang sedang tiduran di dalam. Setelah ia selesai sholat, Malik berniat untuk pulang dan merasa bahwa kesempatannya untuk mencuri di komplek ini sudah pupus. Ia harus mencari cara lain, mungkin dengan beraksi nanti malam. Tapi, Tuhan seperti mengabulkan doanya. Sebuah sepeda motor dengan kunci yang masih menancap menarik perhatian Malik. Setelah memperhatikan keadaan sekitar, ia segera saja menunggangi motor tersebut dengan terlebih dahulu mendorongnya ke area luar masjid agar suara motor tidak disadari pemiliknya. 

Dengan senyum kemenangan dan ucapan syukur pada Allah, ia mengendarai motor tersebut menuju pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk. Motor bodong dengan kisaran harga juai  5 juta rupiah berhasil ia dapatkan dan akan segera ia jual kepada seorang kenalannya penadah barang curian. Namun sebelum itu, ia mau mencuci motor tersebut di dalam rumahnya dan mengganti plat nomor agar tidak diketahui polisi. Malik sangat detail sekali saat merencanakan sesuatu. Setelah selesai, ia duduk di kursi dan menyeruput teh pahit sebelum berangkat menjual motor tersebut. 

Ini adalah jalan paling adil. Ibunya sudah mendarmakan hidupnya untuk agamnya secara otomatis kebaikan akan senantiasa dicatat oleh malaikat Roqib. Jikalau aku Tuhan, aku pasti sangat berhutang budi pada ibu yang sudah berjasa menyebarkan syiar agama meskipun hanya menjadi seorang guru ngaji. Biarlah jika dosaku ini dicatat tetapi aku yakin, seperti perkataan ayahku, Tuhan akan memaafkan aku karena sudah berbuat baik pada umatnya yang taat seperti ibuku. Ia berjanji akan hanya sekali ini saja ia mencuri dengan niat hanya untuk melapangkan kubur ibunya. 

Matahari semakin meninggi dan denting jam sudah menunjukkan pukul 11.00




bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun