google.com |
Judul :
Hadji Murat
Pengarang : Leo Tolstoy
Tahun
Terbit : 2016 (terjemahan)
Penerbit : Narasi (www.penerbit-narasi.com)
Selayang
pandang,
Leo
Tolstoy dilahirkan di Yasnaya Polyana, Rusi Tengah pada tahun 1828. Pada tahun
1844 beliau kuliah bahasa-bahasa timur, kemudian hkum, di Universitas Kazan,
tetapi tidak sampai mendapat ijazah.
Pernah masuk juga di resimen artileri. Sebagai seseorang yang senang
membaca, ia bertekad untuk memahami dunia sekelilingnya kemudian mencoba untuk
menjelaskan keyakinan-keyakinan filosofis dan religiusnya melalui fiksinya dan
dengan latar belakang kejadian-kejadian. Beberapa karya yang terkenal adalah
Anna Karenina (1873-1877) dan Perang dan Damai (1863-1869).
Saat
itu tahun 1852, Haji Murat, begitu ia dikenal, adalah salah satu pemimpin
muslim yang paling disegani sekaligus menjadi momok bagi tentara Rusia. Pada
usia 23 tahun, Hadji Murat mencapai
titik puncak kemasyurannya sebagai salah satu musuh Rusia dalam perebutan dominasi
daerah pegunungan yang terletak di batas selatan Kerajaan Romanov. Namun, hal
yang tak terduga pun terjadi dimana Hadji Murat tiba-tiba menyerahkan diri pada
pihak Rusia. Dalam satu sisi pihak Rusia memandang hal itu sebagai ancaman
namun di satu sisi dianggap pula sebuah keuntungan. Menyerahnya ia pada pihak
Rusia dikarenakan Gubernur Shamil, yang sama-sama musuh Rusia, memburunya dan
menawan seluruh keluarganya. Harapannya untuk menyerah pada pihak Rusia tidak
lain agar pihak Rusia bersedia menukarkan tawanan pemberontak dengan keluarga
Hadji Murat dan sebagai imbalannya Hadji Murat berjanji akan membantu pihak
Rusia melawan Shamil. Namun, pihak Rusia bertiindak kurang cepat dalam
menanggapi hal tersebut. Hingga pada suatu hari, datanglah utusan Shamil
menemui Hadji Murat di Kamp Rusia tempat ia berlindung. Utusan itu menyampaikan
ancaman bahwa Shamil akan membunuh keluarganya terlebih anaknya, Yusuf, akan
dicongkel matanya lalu dibunuh.
Hal
itu tentu, membuat gelisah Hadji murat hingga membuat ia tak bisa tidur
memikirkan bagaimana jalan terbaik yang harus ia lakukan. Subuh beranjak, dan
keputusan Hadji Murat sudah bulat. Diikuti oleh 5 orang pengikutnya yang setia,
Ia kabur dari kamp Rusia. Pihak Rusia dengan bala tentaranya dibantu oleh
pihak-pihak yang membenci Hadji Murat, memburu mereka. Hingga terjadilah
pertempuran yang akhirnya membuat jalan cerita menjadi meneggangkan dan penuh
dengan luapan emosi.
Hadji
Murat adalah fiksi terakhir karya Leo Tolstoy yang diterbitkan Tahun 1912.
Gambaran dahsyat mengenai konflik dua kebudayaan yang berbeda,
peristiwa-peristiwa yang luar biasa serta penggambaran detail suatu alur
sungguh merupakan keistimewaan novel ini. Bagi anda yang berminat untuk membaca
buku ini, silahkan kunjungi website yang tertera dan saya ucapkan “Selamat
Membaca “ karya sang empunya sastra realis.
Peluru, kamu panas dan membawa kematian, tetapi bukankah kamu abdiku yang setia? Tanah hitam, kamu kelak menjadi selimutku, tetapi dengan kudaku? Maut, kamu dingin, tetapi akulah tuanmu. Bumi akan merebut jasadku, dan surga menjemput jiwaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar