Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Selasa, 14 Maret 2017

Buku Mata Yang Enak Dipandang

Hasil gambar untuk mata yang enak dipandang
bukabuku.com
Judul        : Mata Yang Enak Dipandang
Penulis       : Ahmad Tohari
Tahun Terbit   : 2013, cetakan kedua 2015
Penerbit      : Gramedia

Sudah kubilang, aku puluhan tahun jadi pengemis. Kata teman-teman yang melek, mata orang yang suka memberi memang beda.
Tidak galak?
Ah, betul! Itu dia. Dari tadi aku mau bilang begitu. Tarsa, kamu betul. Mata orang yang suka memberi tidak galak. Maa orang yang suka memberi, kata teman-teman yang melek, enak dipandang. Ya, kukira betul; mata orang yang suka memberi memang enak dipandang.

Buku ini merupakan kumpulan lima belas cerita pendek karangan Ahmad Tohari yang pernah diterbitkan media cetak antara tahun 1983 dan 1997. Cerpen-cerpen dalam buku ini memiliki ciri khas karya sang empunya yaiotu mengangkat kehidupan orang-orang kecil atau kelangan bawah dengan egala lika-likunya. Ahmad Tohari melalui karyanya mampu melukiskan dengan simpati dan empati sehingga hal itu memperkaya batin pembaca. 

Mata yang Enak dipandang, cerita paling saya favoritkan dalam buku ini sekaligus menjadi judul buku kumpulan cerpen ini, menggambarkan seorang pengemis buta dan anak jalanan sebagai penuntunnnya. Ada kontradiksi emosi antara dua orang tersebut, saling membenci namun juga saling membutuhkan. Hingga hal ini membuat runtuhnya ego masing-masing. Sungguh karya yang mampu menusuk batin sanubari anda. Latar belakang kehidupan yang keras dan penuh perjuangan. Anda akan dibawa menuju keadaan seorang pengemis buta dan anak jalanan yang tak punya orang tua 

Cerita lain yang paling saya sukai selain Mata Yang Enak dipandang adalah cerita yang berjudul “Akhirnya Karsim menyeberang jalan”. Dalam cerpen ini mengisahkan seorang petani yang hendak memeriksa sawahnya namun malah mati ketabrak karena antara rumahnya dan sawahnya dipisahknan oleh jalan raya yang padat lalu lintas kendaraan. Alur cerita yang sederhana namun sarat makna karena penggambaran yang lugas dari Ahmad Tohari. 

Akhir kata, Selamat Membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun