Urusan cinta memang sering membuat sakit kepala. Bagaimana tidak,
sering kali cinta datang tidak pada tempatnya alias tidak pas. Entah bagaimana
bisa begitu purwarupanya. Namun, menurut persepsi saya, cinta adalah hal paling rumit melebihi perasaan wanita #eaaa. Ia sakti mandraguna tak ada tandingannya. Pernahkah anda berulang kali berjuang demi cinta? Tentu jawabannya sama seperti saya, SUDAH. Sejak jaman SD hingga Kuliah ini, berkali-kali saya sudah berjuang untuk mendapatkan cintanya namun ternyata #halahprek bertepuk sebelah tangan. Berbagai jurus andalan sudah saya keluarkan seperti puisi cinta dari maestro Pak Sapardi, lagu romantis ala Kahitna hingga drama-drama cinta ala FTV SCTV. Tapi tentu saja hal itu tidak juga merontokkan tebalnya tembok cinta.
Tetapi setelah melihat kenyataan ini, hati saya serasa di bombardir meriam melebihi bombardir suara telolet bis kota. Perjuangan saya serasa luluh lantak tidak bersisa. Teman saya ini, namanya Aswin,
umurnya 20 tahunan, hobinya beladiri kempo. Awal mulanya ia jomblo yang
kesepian. Setiap hari hanya tidur, lungkrah tak bersemangat dan berharap saat ia tidur, ia menemukan pilihan hatinya.
Cinta ra perlu dipikir, dinikmati lan diresapi |
ederhana memang, hanya tidur, tak perlu puisi, lagu ataupun drama cinta. Yang ia butuhkan hanya tidur dan menunggu. Lha bajingkrek ternyata kesaktian cinta terbukti benar adanya. Ndilalah, seorang wanita cantik melakukan kunjungan ke kampusnya. Gadis cantik itu adalah seorang wanita lugu, polos dan baik hatinya. Sudah banyak lelaki yang mendekatinya namun ia menolaknya. Rupa-rupanya, cinta tidak adil. Seketika ia hinggap pada dua insan yang hanya bertemu sekali waktu. Ya, cinta menerpa mereka berdua, Aswin dan pacarnya. Hingga akhirnya, hanya dengan modal tidur, cinta bisa datang dengan sendirinya.
Gadis cantik yang senyumnya seperti Fanta, semriwing |
"Cinta sungguh tidak adil" batin saya. Apa istimewanya teman saya. Ia jarang menampakkan dirinya di depan umum atau pamer-pamer dengan modus kunjungan ke kampus lain yang berharap banyak wanita terpersona padanya. Paras wajahnya pun juga biasa-biasa saja.
Aswin dan Cinta yang tidak adil |
Namun yah begitulah, apa mau di kata. Saya kalah telak. Kenyataan ini cen menohok ulu hati saya. Karena penasaran, saya mencoba menyepik-nyepik media sosial keduanya. Alangkah terkejutnya perasaaan saya. Tak ada satupun kata-kata yang mesra yang saling dilontarkan atapun rasa-rasa cemburu yang itmbul dari keduanya. Saya masih penasaran lagi, kemudian saya tanya ke temannya Aswin, bagaimana kok mereka bisa jadian. Dan kedua kalinya, pukulan apperkat membuat hidung saya mimisan.Ketulusan lah yang membuat mereka bersama.
Ah saya kali ini sadara, ternyata CINTA tidak selalu butuh keromantisan, perhatian atau bahkan kejutan-kejutan. ternyata modal cinta hanyalah ketulusan. Seperti yang teman saya Aswin lakukan, ia memiliki perasaan tulus pada pacarnya. Tak pernah ada paksaan atau bahkan memaksakan. Ia berusaha mengerti cinta dan mengerti pasangannya. Ia juga tidak pernah muluk-muluk berkhayal akan masa depannya bersama pacarnya itu, priinsipnya dijalani semua apa adanya. Tenang, kalem dan on going.
Seperti itulah ternyata teman saya memaknai cinta. Ia memaknai bukan memahami karena pada dasarnya hal itu adalah dua hal yang berbeda. Saya sadar, ternyata yang telah saya lakukan selama ini adalah memaksakan cinta. Saya tidak tulus memaknainya dan cenderung memaksakannya. Ya Tuhan, maafkan hambamu yang jomblo ini.
Saudari-saudari, bagaimana, sekarang saya sudah sadar mengenai cinta. Jadi, apakah diantara kalian ada yang mau dengan saya? Dijamin, #telolet