Serba Sederhana

Saya sering sedih saat melihat postingan nikahan teman yang tak jarang sangat bagus kesannya. Penuh konsep modern dan mewah. Videography yang bagus dari acara lamaran sampai resepsi. Konsep yang sangat bagus dan tambah terkejut saya setiap bertanya habis berapa biayanya. Rata-rata mereka menjawab diatas angka 130juta. Angka yang fantastis.

"Ca, maaf, mungkin mas ga bisa ngewujudin hal itu buat kamu" kata saya dalam hati. Saya sedih untuk hal itu. Aku rasa dia juga berkeinginan untuk mengadakan resepsi yang bagus, acara bagus, gedung yang bagus, videography keren dan lain sebagainya yang tidak malu-maluin.

Namun, aku bukan dari orang kaya. Anak dari desa dengan keluarga yang sederhana. Sejujurnya memang kamu juga tahu ca, aku ga punya banyak tabungan. Rumah di Solo yang mas beli bukan tanpa alasan.Itu sudah cita-citaku sejak dulu bahwa sebelum aku menikah, aku harus sudah punya rumah sendiri. Maka, sebagian besar tabunganku lari kesitu.

"Mas, kita nikah di gedung aja ya, biar ga ribet. Kalau di rumah, nanti kotor dan kasihan ibuk karena harus beres-beres. Masalah biaya, nanti kita bagi berdua." katanya, dulu itu.

Sebagai lelaki, aku setuju dengan semua keinginannya. Bagaimanapun, saya tidak pernah masalah kalau saya yang mandi keringat asal orang yang saya sayangi bahagia. Toh, aku juga tidak merasa tersiksa. Cinta, tidak mengenal adanya berkorban, sayang. 

Itu sikap saya. Namun, di satu sisi, saya harus memberi pengertian juga tentang kondisi saya. Saya sudah siap dengan pernyataannya, dulu. Mau lanjut atau mau putus, saya serahkan sepenuhnya. Kami memulai pembicaraan dengan serius. Pelan-pelan, saya menjelaskan berapa gaji per bulan, rincian pengeluaran, uang sisa dan jumlah tabungan sampai sekarang. Dugaanku tidak meleset, dia terkejut dengan jumlah tabunganku yang jumlahnya ...hhmm.. mengejutkan bagi Ica.

"Mas, kita sudah kerja 2 tahun, tapi tabunganmu mas, kenapa segitu?" tanyanya. Tabunganku dari hampir 2 tahun bekerja adalah 8 juta rupiah. Kalau dirata-rata biaya nikahan habis 100juta, maka tabunganku masih kurang 42juta lagi. 

Saya telah dipertemukan dengan seorang gadis yang menurutku istimewa. Mampu memahami kondisi dan mencari jalan keluar. Seorang wanita yang menurutku hebat dan selalu bisa membuatku tenang. 

Begitulah, dengan tabungan segitu, saya dipaksa Ica untuk menabung 3 juta sebulan. Nanti terkeumpul 30juta sudah cukup. Ica memutuskan untuk membuat acara yang sederhana, acara lamaran yang sederhana dan resepsi yang sederhana. Serba sederhana.

Meski aku tidak mewujudkan impianmu untuk segala kemewahan namun, aku akan selalu berusaha untuk membangun kemewahan dan istana megah di hatimu dan keluarga kita. 

Serang, sore mendung tapi sejuk.