Aku dan Ica sudah saling berkomitmen untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Setelah kita menjalani hubungan hampir satu tahun. Dia, tentu saja, yang paling matang memperhitungkan berbagai kebutuhan. Aku? bagian setuju dengan segala rencananya dan berupaya memenuhi apa yang dia inginkan.
"Mas, kebutuhan kita sejumlah ini. Kamu sanggup tidak" kata dia di sela-sela pembicaraan.
Aku lihat dia sudah merinci agenda A, B, C dst lalu aku lihat jumlah biaya yang dibutuhkan. Aku, saat itu, langsung terkejut. Gede juga ternyata.
"Mas ada tabungan kan" tanyanya lagi setelah beberapa saat menunggu jawabanku
Aku mengecek tabungan. Aku terkejut, dia pun juga terkejut.
Aku tertawa, "Tabungan mas segini, gimana ca? Masih kurang banyak juga ya. " jawabku dengan gelak tawa.Untung saja, dia mau memahami kondisiku dan tidak suka langsung marah-marah. Aku suka dia, selalu dewasa dan mampu mengerti keadaan. Apabila ada kesulitan, kita coba cari cara bareng-bareng. Saat itu juga rasanya aku sangat bersyukur bisa bersama denganmu, Nis.
"Kalau kamu bisa nyisihin dari gaji kamu, 3 juta sebulan, semua bisa kepegang mas. Kalau hitunganku seperti ini. Mau gak mau harus kamu paksain, mas. Kalau kamu memprioritaskan ini, nanti aku bantu lewat doa semoga rezeki kamu diberi kelancaran oleh Allah" jawab dia dengan tersenyum, begitu juga hatiku yang tersenyum dan tenang mendengar perkataannya.
Misi dimulai. Aku harus potong di depan. Saat gaji turun, saya mulai pisahkan mana konsumsi dan tabungan. Prioritas sudah ditentukan.
Kalau aku berani jujur ke dia, sesungguhnya nilai tabungan 3 juta per bulan dari kebutuhanku sebagai anak kos dan perantauan tergolong berat. Mau tidak mau, anggaran konsumsi dan jalan-jalan aku sesuaikan.
Caranya, aku hanya mengagendakan hobi mancingku tiap 2 bulan, pun melihat budget yang dikeluarkan. Meski agenda mancing hampir pasti ada tiap akhir pekan dan kalau ditanya alasan oeh teman mancing, jawabku pasti pancingku rusak. Hahaha, aku tertawa sambil menulis ini.
Konsumsi, bukan hal yang sulit. Aku bukan tipe boros. Sebagai anak desa, aku diberkahi kekuatan untuk menahan rasa lapar. Sejak kecil aku sudah terbiasa untuk hal ini. Maka, aku menganggarkan 500ribu untuk makan sebulan dengan membelanjakan keperluan makan dan kebutuhan lain. Lalu, 500ribu nya tentu untuk agenda aku pulang ke rumah. Bertemu bapak ibu, kakek nenek, dan lainnya. Bertemu keluarga adalah hal wajib bagiku seorang perantau.
Sudah berjalan 2 bulan ini, aku tidak ada masalah. Ica juga pengertian. Tahu setiap kebutuhanku dan kondisiku. Cukup dia menerima dan mau memahami sudah merupakan dorongan semangat yang membuatku senang menjalaninya. Beberapa bula ini haru sberhemat ya mas, terangnya kepadaku.
Lalu, tadi malam aku mencoba bertanya padanya. Masih ingatkah dia dengan prioritas yang aku sampaikan dulu. Sekaligus, mau ngetes dikit-dikit gimana responnya.
"Ca, hape ibu rusak. Mas mau beli hape baru, nanti hapeku yang ini dipakai Ibu. Mas gamau ambil mahal-mahal, cukup buat kerjaan aja. Kamu gimana?" cobaku memancing jawabannya dan menebak-nebak apa yang ia katakan kepadaku.
Sebelumnya, minggu lalu, dia membelikanku sebuah powerbank karena hapeku mudah ngedrop. Mas beli hapenya tahun depan ya, uangnya ditabung dulu. Senyum khasnya mengembang.
"Rusaknya seberapa, mas? Masih bisa diperbaiki nggak? Kata kamu mau ditabung dulu, prioritasnya kemarin kan gitu, mas". Aku menangkap sedikit kekecewaan darinya.
"Tapi, ini uangkmu juga sih mas. Aku belum jadi apa-apa kamu, jadi aku juga gak berhak melarang-larang kamu dan lain hal sebagainya. Terserah kamu saja." jawab dia
Aku masih mau memojokkannya lagi.
"Ini buat ibu ca, kasian kalau ibu gaada hape. Buat keperluan ibu sendiri kan harus punya sendiri, buat hubungan sama keluarga ibu. Kalau kamu ga boleh, yasudah mas gajadi beli. Gak papa." kataku
lalu ia merenung sejenak.
"Mas, kamu inget gak kapan aku beli hape? Dulu aku beli hape yang sekarang aku pakai ini karena hapeku yang dulu rusak. Kemarin pas sekalian aku servis hapenya ibuk, aku juga servis hapeku yang dulu. Ternyata rusaknya dibagian luabng chargernya. Ini sudah normal lagi. Aku coba charge lagi deh, semoga bisa. kalau bisa, kamu pakai hapeku saja mas yang ini, biar nanti hape kamu dipakai ibu. Sama-sama enak kan?" kata dia.
Tadi malam, aku seperti bernafas dengan lega dan tidur dengan sangat nyenyak. Cintaku begitu dewasa. Caranya ia memberi solusi dan tidak buru-buru memutuskan, membuatku selalu sayang.
Hari ini, prioritasku bangkit kembali. Semua sudah direncanakan dan diatur. Meski aku harus sedikit jajan dan sedikit jalan-jalan, aku senang menjalaninya.
Bukan berarti aku mengabaikan faktor kesehatan dan refreshing, semua 4 sehat 5 sempurna, aku penuhi setiap hari. Olahraga juga berjalan terus.
Semoga Allah meridhoi, orang tua merestui dan semuanya mendoakan.
Serang, 13.57 WIB
habis dikebut agenda rapat. Semangat.....
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny