Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Kamis, 21 Mei 2020

Firasat Ditolak (Sebuah Pengalaman)

Saya mempunyai banyak teman dan dari teman-temanku ini selalu saja ada cerita unik dan menggelitik romantika bercinta. Saking uniknya, cerita ini saya tuangkan dalam blog ini karena setiap kali saya mengingatnya, sungguh betapa gendeng mereka. Kejadian ini dialami oleh teman saya, sebut saja Latif (bukan nama sebenarnya).

Dalam memulai hubungan percintaan, percaya atau tidak, alam seperti memberikan sinyal-sinyal berhasil tidak nya hubungan kalian ke depannya. Namun, sebagai anak muda yang petakilan dan pokoke los hal ini tentu saja tidak diindahkan.

Suatu hari, Latif ini sedang melakukan PDKT dengan teman cewek saat bareng-bareng menjadi panitia Ospek Mahasiswa Baru. Dalam kamar kosannya yang apek dan amburadul, dia mulai bercerita bahwa terpujilah Tuhan yang telah menciptakan makhluk secantik dia. Pandangan pertama pun telah menciptakan singgasana megah di hatinya untuk dia tinggal dan bersemayam. Lalu awal dari cinta pandangan pertama ini,
timbullah rasa untuk setidaknya mulai berkenalan.

Awalnya ia takut jika dirasa ganjen atau modus. Namun seperti yang saya katakan tadi, lelaki muda adalah senekad-nekadnya orang maka berbekal keberanian sekeras baja, ia mulai melakukan agresi-agresi senyap kepada wanita itu.

Sungguh tak terduga, ternyata wanita itu tipe orang yang baik hati, terbuka dan mudah diajak bercanda. Dari pandangan pertama tumbuhlah perasaan yang semakin dahsyat laksana benih yang telah tumbuh menjadi tanaman muda yang tinggal menunggu besar dan berbunga.

Semakin hari dalam kepanitiaan, mereka semakin dekat. Banyak orang yang iri dengan kedekatan mereka dan tentu saja sebagai teman, saya juga ikutan iri. "Iso-isone koe tif entuk cewek ayu. Lha aku kapan?" begitu kira-kira batin saya. Mereka mulai sering ngobrol, melaksanakan tugas kepanitian bersama dan beberapa aktivitas lainnya mereka sering terlihat berdua.

Sampai suatu ketika, dia secara tidak sengaja dan sedikit cemas, mencoba untuk mengantarnya pulang ke kosan. "Ayo, aku antar pulang daripada jalan sendiri." begitu kiranya ajakan teman saya, memang orangnya lugu ya wajar.

Tanpa dugaan, cewek itu mau diajak pulang bareng. Dengan senang hati tentunya, Latif memacu sepeda motornya sepelan mungkin untuk menikmati momen langka ini. Dia juga sempat mengajaknya mampir untuk membeli jus buah dengan alasan untuk menjaga kondisi badan.

Saya, Latif dan Bram masih duduk melingkar di kamarnya Latif dengan wajah antusias. Momen saat ia menceritakan bahwa Ia dan teman wanitanya membeli jus bareng terasa sangat spesial. Ia langsung bisa menilai bahwa wanita itu cocok dengan seseorang yang selama ini dicari. Ia rela berjuang mati-matian untuk menjadikannya sebagai pacar atau bahkan pendamping hidup.

Kesempatan hanya sekali dan maju atau mundur adalah keputusan akhir. Latif memilih maju dan sebagai teman yang baik, kami pun mendukungnya.

Lalu sore itu juga, Latif mengajak saya untuk membeli hadiah. "Ham, hari ini ulang tahunnya. Aku masih bingung, enaknya aku harus bagaimana ya?" tanyanya dengan wajah gusar dan cemas.

Abraham yang memiliki pengalaman lebih dalma urusan asmara, menyarankan untuk memberikan hadiah, apapun itu, sebagai bukti bahwa kamu peduli padanya. Ia juga memberikan teori-teori asmara yang saya sendiri sampai lupa karena saking banyaknya wejangan.

Sumber: Google

Saya sendiri mendukung ide bram dan menyarakn latif untuk mencari-cari apa yang ia suka. "Dia pernah cerita kalau di kamarnya dia punya boneka lucu. Nmaun belum banyak". Kalau begitu, kamu harus hadiahi dia boneka. Selain disini ada toko boneka yang lumayan lengkap dan bisa dibungkus indah, hadiah boneka juga simpel dan cukup membuktikan kalau kamu memang peduli.

Tanpa pikir panjang, kita langsung meluncur ke toko boneka, pilah pilih lalu meminta kasir untuk membungkus serapi-rapinya dengan tulisan "HBD ya, Semoga sehat selalu". Hadiah sudah siap tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diberikan.

Firasat yang saya pikirkan tiba-tiba kejadian. Entah bagaimana, boneka yang telah dibungkus rapi ini kesenggol spion motor orang yang mendadak menyalip dari arah kiri. Sontak saya kaget dan naas, plastiknya sobek. Pembungkus kado sobek. Pertanda apa ini.....

Sampai kosan, kami menambal plastik ini dengan plester bening.

Malam hari pukul 20.00, Latif sudah berdandan rapi, mengenakan baju paling elegan dan selaras dengan celana, sepatu yang ia pakai. Minyak wangi disemprot dengan presisi yang tepat. "Le, doakan aku sukses ya. Semoga apa yang aku harapkan bisa sesuai realita." Saya dan Bram mengamini dan mendoakan agar sukses. Bukan apa-apa, kalau dia berhasil dan senang tentu saja kita akan dapat makan malam gratisan.

Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Sudah 2 jam namun belum ada berita dari Latif. Abraham mencoba menelpon Latif takut ada apa-apa. Ternyata, teman ceweknya sedang keluar bersama teman-temannya untuk merayakan ulang tahun.  Dia dengan gigih menunggu kedatangannya di depan kosan, kamipun juga menunggu untuk mendapatkan kabar yang baik. Lama kita menunggu tiba-tiba pukul 01.00 pagi, suara motor memasuki gerbang kosan. Kami tahu itu motornya Latif.

Wajah kami sangat antusias untuk mendengar ceritanya. Namun sesaat kita melihat wajahnya tampak wajahnya murung. Kami prihatin dan menunggu ia cerita di lain hari.

Aku menunggu sampai pukul 00.30 karena saat itu ia baru pulang. Sesaat ia sampai di kosan, dengan wajah tersenyum aku menghampirinya dan membawa boneka untuk aku berikan. Namun, wajahnya kelihatan terkejut dan aku tak ingat jika ada senyum simpul yang tersungging di wajahnya, malam itu. Ia hanya menerima hadiahku, mengucapkan terima kasih, lalu buru-buru masuk ke kamarnya. Malam itu yang kuingat bahwa ia terlihat panik dan seperti tidak ingin aku ada disini. Setelah kejadian itu, dia sudah tidak membalas chatku dan seperti lenyap ditelan bumi. Kalau memang jalannya begini, setidaknya aku sudah berusaha dan aku tidak menyesal untuk mengistimewakan wanita yang telah membuat hidupku berwarna.

Kami semua terdiam setelah mendengar ceritanya. Lalu, tawa meledak dari ku dan Abraham. "Haha, bajjinguk, dewe nunggu tekan esuk malah ngenes ceritamu. Iku ojo-ojo firasat pas bonekane suwek iku, firasat nek bakalan ditolak. Alah nasibmu sial tenan".

Kita menertawakan Latif karena itulah satu-satunya cara agar Ia tidak larut dalam kesedihan karena sepahit apapun hidupmu, masih ada kita yang akan selalu mendukungmu, menepuk bahumu, menertwakanmu dan selalu ada untuk kamu. Firasat memang ada salam memulai asmara.

Jadi, apakah kalian pernah mengalami firasat seperti ini? Saya sudah berulang kali dan kejadian ini berulang lagi saat ini.


Serang, 22 Mei 2020
Dalam keadaan masuk kantor dan tidak mudik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun