Tak ada warna dalam suara
Tak ada kata dalam bicara
Gerak tubuhku isyarat bahasa
Aku pernah bertanya kepada orang tuaku, kenapa mereka memberiku nama Hening Asa. Namun kala itu orang tuaku hanya diam dan tersenyum. Menurutku itu adalah sebuah jawaban. Jawaban tersirat yang aku artikan sendiri. Satu hal yang tidak aku mengerti, aku memiliki sebuah kelebihan yang tidak dapat disembuhkan. Tidak dapat mengingat berapa usiaku sekarang, itulah salah satu kelebihan diantara kelebihan kelebihan ku yang lain. Entah itu suatu keanehan atau suatu kelebihan. Iya, lupa ingatan yang cukup unik. Aku bisa mengingat semua hal dengan mudah, namun aku tidak dapat mengingat usiaku sendiri.
Aku menjalani hidupku dengan cukup normal, bersekolah, bermain, tertawa, menangis, bercerita terkadang juga kecewa. Apapun yang terjadi dalam diriku, ketika aku marah, suaraku tiba tiba menghilang. Sepertinya suaraku tidak mau kuajak untuk melampiaskan kegundahan dan kekalutan yang ada. Gelombang longitudinal itu terasa begitu suci, udara pun seakan tak ingin terlibat dosa, hingga menolak terlibat dalam setiap untaian amarahku.
Aku memiliki satu hobi yang paling aku minati, yaitu merenung. Ketika merenung aku bisa menjelajah di setiap dimensi ruang waktu. Cerita cerita masa lalu, cerita yang baru saja terjadi, atau masa depan yang masih dalam bentuk imajinasi. Ketika aku merenung, nafasku terasa sangat teratur, hembusan nya tenang, seakan darah telah berhasil membawa oksigen dengan sangat baik menelusuri setiap sudut sel sel di setiap organ. Merenung dapat melahirkan jiwa baru.
Hening Asa, namaku Hening Asa, aku tidak ingat berapa usiaku, suara ku hilang ketika marah dan hobiku merenung. Itulah sedikit cerita tentang siapa aku dari sudut pandangku sendiri. Aku akan berbagi cerita kehidupanku dalam sebuah cerita. Cerita cerita yang akan membuang beberapa menit waktu berhargamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar