Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Rabu, 06 Mei 2020

Gelisah Pagi

Pagi ini, pada puasa yang sudah hampir 2 minggu di jalani, perjalanan spiritual saya dimulai. Ternyata, banyak cara yang cukup unik untuk Tuhan menunjukkan banyak kekurangan pada diri saya. Tentu saja hal ini membuat saya gusar sebab hati, jiwa raga saya belum cukup suci untuk melalui Ramadhan ini dengan penuh kemenangan.

Pagi ini juga perasaan saya berkecamuk lantaran saya menilai tidak ada keadilan dalam pelaksanaan kerja di kantor. Saya ceritakan saja, yang notabene saat ini saya dan 2 orang lain di seksi yang sama yang tidak bisa pulang ke rumah sampai entah kapan, malah dibebankan pada tugas-tugas
yang lebih banyak. Sedangkan ada juga orang yang tentu saja bisa di tempuh untuk sering masuk kantor meski 1 jam perjalanan tentu masih memungkinkan untuk diberi beban kerja yang sama.

Kegusaran ini semula yang menjangkiti hati saya, sampai saat ini. Dan, ini juga iri hati yang saya maksud tadi. Tidak suka saat orang lain bahagia. Merasa diperlakukan tidak adil. Merasa dianaktirikan. Merasa segalanya hal-hal buruk menjangkiti pikiran. POkoknya serba yang jelek-jelek deh. Maka, dari blog ini saya ingin menungkapkan kekesalan ini.

Terima kasih bahwa Engkau telah memberikan seseorang yang luar biasa yang mampu memahami segala keluh kesahku dan memberi solusi atas hal ini. Dia bilang bahwa pekerjaan yang kamu pikir tidak adil ini anggap aja tambahan amal buat ita yg harus banting tulang di kantor, sebagai pengganti ibadah jamaah yg gabisa dilakuin selama pandemi ini. Pada saatnya nanti juga ada saatnya kita bisa nikmatin liburan, atau kalian yg anak rantau pulang kampung kumpul sama keluarga.

Jawaban ini tentu saja tidaklangsung saya telan dan sepakati, sebab masih banyak pergolakan batin dan rasa ora trimo. Baru pagi ini, saya mulai sadar dengan kepala dingin dan hembusan AC 2 PK yang saya kecilkan paling bawah.

Saya pikir, sulit juga jadi orang baik dan ikhlas. Semuanya harus dijalani dengan tulus dan selalu berpikiran positif. Tidak gampang iri pada orang lain, selalu khusnudzon dan yang terpenting selalu melaksanakan segala sesuatu dengan ikhlas tanpa pamrih.

Ternyata keimanan saya masih kecil. masih bisa disebut sebagai pemula dalam beriman. Yasudah jika begini saya jalani saja, jangan seneng ngeluh dan selalu khusnudzon.




09.04 WIB
Dalam keadaan berkas yang sedikit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun