Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Selasa, 07 April 2020

Mutiara Plat R di Timur Indonesia

Malam ini saya ingin menceritakan seorang teman yang bagi saya sangat lekat dalam ingatan. Soni Hermawan, seorang pria kharismatik dari Daerah Plat R yang berarti orang ngapak Purbalingga. Pertemuan awal kami dimulai saat pertama kali memasuki bangku kuliah. Sebagai sama-sama anak desa polos dan tidak tau hingar bingar perkotaan, kita ditakdirkan mendapat rumah kos yang sama. Rumah ini dihuni oleh Bapak Rudy dan Ibu Ester beserta 3 orang anaknya, dan kami menempati 2 kamar kosong disitu.

Saya masih ingat betul logat ngapaknya yang ia paksakan untuk berbahasa Indonesia. Saya dengan logat medok pun menjawab sapaan. Namun pada akhirnya, kami menyudahi percakapan bahasa Indonesia karena pegel dan wagu. Seterusnya kami terus berbahasa jawa, ia dengan logat ngapaknya dan saya dengan logat jawa alus.

Kehidupan mahasiswa baru kita jalani, mulai dari orientasi, persiapan kelas, membeli buku dan menemukan tempat makan. Untungnya kita sama-sama
sepakat bahwa Warung Makan Bu Ning memiliki citarasa lokal yang sangat masok  di lidah kami.

Pernah pada suatu waktu menjelang UTS Semester 1, saya sakit tipes. Saking tidak kuatnya saya menahan demam dan perut yang mual, saya mengetuk pintu kamarnya pada jam 1 malam. Dia langsung membuka pintunya dan tidak protes sedikitpun, dia langsung mengeluarkan motor untuk mengantar saya berobat ke klinik. Itulah sakit yang paling membuat saya sadar betapa tidak enaknya sakit di perantauan. Obat sudah saya minum namun belum kunjung sembuh. Dia mengajak saya untuk diperiksa lagi di Puskesmas. Tiap hari dia menengok saya dan menanyakan apakah obatnya sudah saya minum. Sakit ini pula yang membuat saya tidak mandi selama seminggu lebih meski saya terus masuk kuliah.

Teringat itu saya jadi bersyukur punya teman sepertinya. Dia bahkan menelpon bapaknya  di Purbalingga untuk mengabarkan kalau aku sakit dan bimsalabim, dia membeli sebuah Degan Ijo (Kelapa Muda Ijo), dicampur madu dan ditambah garam sedikit. Kata bapaknya, obat ini manjur untuk mengobati penyakit. Saya langsung habiskan dalam sekali tegukan. Percaya atau tidak, keesokan harinya demam saya turun dan badan saya enak. 3 hari kemudian, saya bisa beraktifitas normal.

Ada suatu waktu dimana saya merasa tidak bisa membalas perbuatannya. Ujian di kami sangat sakral dan penting karena menentukan lulus  tidaknya kami. Bahkan jika sampai tidak datang tanpa alasan jelas dan benar-benar penting, kami bisa langsung di-DO dari kampus. Sebab itu, malam ujian menjadi malam yang ambisius dan penuh tekanan. Saya dan Soni belajar sampai malam. Meski beda kamar, saya tahu kalau lampu kamarnya masih menyala, pasti dia masih bangundan belajar. Keesokan paginya, saya akan berangkat. Ada aneh pagi itu, biasanya dia sudah siap dan kita berangkat bareng.

Disitu kesalahan saya muncul. Kenapa saya dulu tidak langsung mengetuk pintu kamarnya dan mengajaknya berangkat bareng? Waktuitu justru saya hanya melihat dari kejauhan lampu kamarnya masih menyala. Pikiranku saat itu, "mungkin dia mau berangkat agak akhirkarena mata ujiannya sulit" dan setelahnya, saya meninggalkannya. Penyesalanku dimulai saat pulang ujian dan dia dengan logat ngapaknya mulai berkata "aku tadi telat 30 menit". Deg, saya ikut terkejut. "Tadi sebetule aku sudah bangun subuh, belajar lagi tapi ketiduran. Bangun sudah jam 8 lebih, trus saya pakai baju, sepatu dan lari ke ruang ujian. Untung bisa selesai dan diperbolehkan masuk". Bodohnya saya, saat itu saya malah tertawa atas kejadian naas yang menghampiri teman baikku itu. Tertawa di luar tapi sakit di dalam. Untung wisuda ya, Son.

Sudah kurang lebih 4 tahun sejak dia lulus dan penempatan di PSO Bea Cukai Sorong, kita tidak bertemu. Hanya melalui media sosial saya melihat kiprahnya dalam bekerja. Sungguh, ketulusan hatinya berbuah hasil. Dia telah berubah menjadi pegawai berprestasi yang sebagai teman, bisa saya banggakan dan pamerkan ke temanku lain.

Di Sorong, dia menjadi .. ah biar dia sendiri yang cerita.

Dibalik penghargaan kemarin...
Ada cerita yang luar biasa hingga tak kuasa mengungkapnya

Karya: Soni

Bea Cukai PSO Sorong Raih 2 Penghargaan Humas
PSO kan UPT pengawasan jadi tidak ada bagian/seksi Humas sama sekali seperti Kantor Wilayah/Pelayanan. 2017 aku dipindah seksi di Sub Kepatuhan Internal sekaligus diminta mengurusi Kehumasan, waktu itu tidak ada sosmed atau website hanya IG yang followersnya 200+. Setelah mempelajari peraturan, konsultasi dll mulailah di tahun berikutnya aku berinovasi membuat Tim Humas melalui SKEP Kepala Pangkalan dengan mempertimbangkan kompetensi dan minat. Di Tim tersebut aku sengaja memasukan banyak junior biar gampang diatur. Disitulah tantangan begitu terasa dimana harus menjaga mood mereka tanpa meninggalkan tugas utama mereka, mengajak untuk kreatif dan terus maju. Hingga akhir 2019 kami berada di Peringkat 12 dari 136 satker dengan Realisasi Berita tertinggi. PLI Award kami mendapatkan 2 penghargaan yg sebelumnya diberikan 8 challenge. Selama ini kadang 24 jam, pagi s.d. dzuhur fokus di K.I.. selebihnya tugas tambahan Humas & WBK, belum lagi menjadi Agent Of Change. Kadang mual ndan🥺 Tapi melihat semangatnya adik adik kadang gajadi mual. Pokoke semakin kesini semakin berat menjadi tua🤧

Penghargaan Pegawai Berprestasi Se-Kanwil DJBC Papua


Ini penghargaan sebagai Pegawai Berprestasi se Kanwil.
Itu karena aku membuka Les Gratis persiapan masuk STAN di PSO untuk anak2 Papua. Ternyata anak Papua pintar dan cerdas. Ada 15 anak kira2 karena aku batasi 10 anak saja kepada mereka.. sebenernya gak pengen pejabat tau karena risikonya bakal jadi tenar kemana2 di share, karena pertama kali di Papua ada Les.

Namun ketakutan itu akhirnya terjadi, pejabat tau dan share di Group WA seluruh kepala kantor di Sorong baik KPP, KPPN dll dan KaKanwil menawarkan aku di membuka les dengan peserta yg lebih banyak karena anggotaku sedikit jadi aku tolak.

15 anak mengikuti les, 2 anak lolos tahap 1 namun tahap selanjutnya gagal, namun mereka sekarang alhamdulillah melanjutkan ke Univ Negeri bahkan ada 1 anak yang di terima di UI jurusan Kedokteran walaupun jalur Undangan tapi pernah juga ikut belajar bersama kami.

🥺🥺terharu
 
Oiya agenda luar punya kelompok kecil isine perwakilan satker kemenkeu sejak 2017.. disitu aku belajar dengan para D3ers, waktu itu 4 orang (1 KPPN anak Stapala, 1 KPKNL yg dulu mbak2 P2 Dinamika kita, 1 KPP yg dulu kamare depan Zulfiandi, dan aku BC manusia biasa2 saja) kami disatukan oleh Kemenkeu Muda Chapter Maluku, Papua dan Papua Barat.
Disitu wadah kami berkolaborasi membuat kegiatan2 sosial, mereka yang biasa memberikan kekuatan 55 dan menjadi tempat solusi.

Jadi sinergi itu perlu ndan
Teman-temanku, betapa menanam kebaikan itu buahnya akan dipetik kelak. Semoga segera kembali ke Jawa ya Son.

Terkait asmara, dia sudah punya teman dekat. Lucunya dan sampai sekarang membuat saya tertawa, waktu itu pas masih kuliah, saya pernah lihat dia sedang chat dengan entah siapa namun sampai senyum senyum sendiri. Melihat gelagatnya yang aneh, tanpa hilang akal saya cobaintip-intip dengan siapa dia chat-chatan. dari dulu setiap ditanya soal wanita jawabannya menggantung atau tidak mau menjawab. Tahukah kalian, terkejutnya saya ternyata dia sudah punya pacar, diam-diam. Dan lebih mengejutkannya lagi, kontak pacarnya di HP nya dia, dinamakan "Bapak" tapi isinya "Sudah makan belum, sayang? Aku baru mau kuliah, say. Kamu agi apa sayang?". Ingat, nama kontaknya adalah Bapak tapi isi didalamnya adalah sayang wkwk.


Begitu saja, kalau saya ceritakan kesanku terhadapnya, tidak cukup 5 episode untuk menuliskannya.

JIka anda penasaran, silakan tengokInstagramnya di Sonihermawan atau kalian follow instagram PSO Bea Cukai Sorong, dan jika kalian lihat isi-isi di dalamnya, maka tentu saja temanku inilah yang membuat dan memublikasikannya.


21.32 WIB
Sedang Baik-Baik saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun