Hari ini terasa
berat
segala pikiran
tertumpuk
ingin sekali
rasanya lari sekencang - kencangnya
kadang ketika
sedang pusing
tak sadar aku
terdiam lama
pun hari ini.
sedari pagi
hingga matahari terbenam
kuserahkan
tubuhku pada setumpuk pekerjaan yang membosankan
namun tidak
dengan pikiranku yang entah pergi ke mana
lalu aku terdiam
di tengah keramaian.
Di penghujung
hari ketika ingin memejamkan mata
seorang teman
menelfon, meminta belas kasih tanganku untuk menolongnya
aku bersedia,
kataku kepadanya
namun ada yang
aneh
tidak seperti
hari sebelumnya
hari ini aku
menolong dengan hati yang sedikit berat
mengeluh,
itulah
pekerjaanku satu - satunya jika sedang banyak pikiran
aku telah sampai
pada titik di mana sudah tidak tahu ke mana selanjutnya harus mengadu
kata orang, rumah
adalah tempat berpulang paling nyaman
aku mencoba untuk
mengamininya
aku menghubungi
salah satu kontak di handphone ku, lalu mulai mengetik keluhan tentang
hari ini
hanya dua kalimat
ia membalas panjangnya ceritaku yang entah apakah benar ia membacanya kata demi
kata
"tidak ada
yang salah dengan menolong, menolong adalah hal baik. berbagi dengan sesama itu
merupakan sebuah kebahagiaan. dapat pahala pula. semoga kamu mendapatkan
kebaikan selalu."
sedu sedan air
mataku turun membasahi bantal yang sedang kugunakan untuk menyenderkan beban
pikiran ini
apa yang telah
meracuniku hingga berpikiran bahwa dengan menolong temanku, aku mendapat sebuah
kerugian material? pikiran macam apa ini?
kemudian aku
menampar diriku yang sedang tak sadarkan diri ini
bangun dan
mengambil air untuk mendinginkan hati dan pikiran
Terima kasih
telah mengingatkan, sekali lagi.
terima kasih
telah menjadi bahu yang selalu bersedia menerima beban - beban yang tiada henti
mengalir ini
terima kasih Ibu.
semoga engkau selalu
senantiasa dilimpahi atas kebahagiaan dan kesehatan.
salam rindu,
dari aku yang
selalu mengadu.
Yogyakarta. 18
Oktober 2019.
Oleh: Carolina Eka Safitri (Mahasiswi Fak. Fisipol, UGM, saat nyanyi suaranya bagus banget)
note:
Senang sekali mendapat kiriman puisi dari Dek Carol, Ditengah kesibukan perkuliahan ditambah suhu politik yang lagi naudzubillah sehingga sebagai mahasiswa politik, ya taulah sendiri analisanya gimana. Ditambah tugas-tugas yang semakin amburadul padatnya. Ditambah rasa cinta yang semakin membara wkwkwk. Terima kasih atas puisi yang diberikan. Bagus banget. Semoga setelah menulis ini, perasaan menjadi lebih tenang.
Ibu memang pelita di tengah kegelapan. Jadi, sudah sewajarnya kita sellau menghormati dan menjaganya. Sehat sellau untuk Ibunya Dek Carol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar