Senin, 18 Maret 2019
Seksi Pelayanan yang Sungguh Melayani
Dalam hal melayani, tentu para Front Officer sudah sangat paham dengan dunia ini. Seksi Pelayanan. Ibarat memberi tanpa berharap dicaci maki. Sabar dan ikhlas adalah kunci menghadapi orang-orang yang terkadang ndrewolo dan kemaki serta cenderung protes ke para punggawa terdepan sebuah instansi.
Begitu pula yang saya alami hari ini tadi. Rolling magang telah sesuai jadwal. Seksi pelayanan menanti. Antrian ratusan orang juga menyambut hari pertama saya. Sungguh model-model orang seperti saya ini rasanya tidak layak untuk terus berada dan bertahan di seksi ini.
Model-model tidak kuat melihat orang yang lalu lalang, melihat komputer non-stop dan mendengar keluhan-keluhan dan grenengan dari orang-orang yang butuh dilayani.
Bajingkrek, boyok dan pantat saya serasa dipukuli John Cena. Baru duduk dengan tegak dan rapi, antrian ternyata sudah menggunung hampir 100 antrian. Padahal hanya ada 3 loket yang menampung. belum ditambah antrian-antrian berikutnya yang mencapai 250 orang.
Awalnya, saya tidak menyangka akan sebanyak ini tetapi ndilalah manusia hanya bisa mengira. Tentu saja, sebagai anak magang yang baik dan mengikuti perintah atasan (dan senior), saya berkewajiban melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Entah hasilnya bagaimana, pokoknya dilakukan dulu. Urusan benar tidaknya, itu bisa ditanyakan dan dikonsultasikan.
Ternyata, tidak cuman petugasnya yang capek, orang yang nunggu antrian juga capek. Saya sempat bertanya pada seseorang yang saya layani.
" Nunggu dari jam berapa, bu?" tanya saya dengan senyum ramah dan bersahaja khas pria flamboyan
" Sudah 3 jam mas, pantat saya sampai pegel." jawabnya dengan santai
" Terima kasih sudah sabar menunggu, bu" balas saya tanpa helaan napas
" Iya mas, gak papa. Memang menunggu itu selalu harus ikhlas dan harus siap capek. Lhawong saya saja nunggu jodoh dari SMA sampe sekarang usia 28 baru dapet mas, sesabar apa coba saya." balasnya dengan penuh filosofis Aristoteles.
Seketika hati dan perasaan saya tertampar dengan kerasnya. Betapa lebih sabarnya para orang yang butuh dilayani dari pada saya, Front Officer dadakan yang seketika jenuh saat melihat antrian. Dibalik itu semua ada keteguhan dan kepercayaan mereka bahwa kami para petugas pelayanan akan mampu memenuhi keinginan mereka dengan baik dan ramah.
Tetapi yang lebih membuat saya tertampar lagi adalah mbelgedess tenan, mengapa harus dikaitkan dengan jodoh? lhawong jodoh itu hanya kitanya aja yang mau usaha apa nggaknya. Sepertinya bapaknya tahu kalau saya single dan memang sedang menunggu. MENUNGGU KOWE PEDHOT KAMBI YANGMU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar