Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Kamis, 19 Juli 2018

Gajah dan Semut

Selamat malam adik-adik dan pembaca semua, malam ini saya akan bercerita tentang Gajah dan Semut. Gajah kan badannya besar tapi kenapa ya kok takut sama semut? Ceritanya begini,

PADA ZAMAN DAHULU.....

Hasil gambar untuk gAJAH DAN SEMUT
ruangbelajarbahasainggris.com

      ...hiduplah seekor gajah yang baik hati dan suka menolong. Ia tak segan-segan membantu hewan-hewan di hutan yang sedang kesusahan. Pernah suatu ketika ada seekor kelinci yang kesusahan mencabut wortel, melihat keadaan tersebut, hajah langsung siap sedia membantu kelinci. Ia, dengan belalainya yang panjang, mencabut wortel dan diberikan kepada kelinci.

     Namun, satu kekurangan si gajah, ia suka makan dan kadang-kadang secara tidak sengaja mengambil jatah makanan hewan lain. Hal itu karena badannya yang besar sehingga ia sering merasa lapar. Semua hewan di hutan sudah hafal perilaku si gajah. Maka, setiap kali hewan-hewan hutan ditolong oleh si Gajah, mereka memberi imbalan berupa makanan meski sebenarnya gajah membantu dengan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan. Mereka memberi imbalan gajah berupa makanan bukan tanpa maksud, melainkan agar gajah tidak memakan jatah makan yang mereka miliki.

    Siang itu, udara sangat panas sekali. Gajah merasa sangat gerah dan berencana untuk mandi di sungai. Ia berjalan dengan bernyanyi riang sambil menghentak-hentakkan kakinya. Semakin keras ia bernyanyi, semakin kuat pula kakinya menghentak tanah. Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah yang tidak diketahui.


     "JANGAAAAAAAN, AWASSS KAKIMUU, BERHENTIII" teriak hewan yang tidak tau arahnya

   Seketika si gajah kaget dan berdiri mematung dengan kaki sebelah kanan terangkat. sambil berdiri mematung, si Gajah melirik kanan kiri dengan menggerakkan daun telinganya yang lebar. Ia bisa mendengar suara sekecil apapun dengan telinganya yang besar itu. Matanya tak henti melirik ke segala arah, memastikan siapa yang berteriak tadi. setelah cukup lama ia melirik, tidak ada satupun hewan yang terlihat di sekitarnya. Saat ia akan menurunkan kaki kannya, tiba-tiba terdengar suara teriakan lagi,

   " AWASSS, GAJAH, KAKIMUUU, KAMI DI BAWAH SINI, KAMU BISA MENGINJAK KAMIII!" teriak hewan kecil dengan sangat keras

   Kemudian gajah menunduk dan menemukan segerombolan semut tepat di bawah kakinya. Dengan cepat, Gajah melangkah mundur dan membaringkan tubuhnya untuk membaringkan tubuhnya mendekati gerombolan semut tersebut.

   " Halo kawan, maaf ya, aku hampir saja menginjak kalian. Aku tidak sengaja dan tidak tahu kalau kalian ada di bawah sini. Sedang apa kalian di jalan ini? Bisa bahaya kalau ada hewan lain yang melintasi jalan ini dan tidak mendengar teriakan kalian. Bisa-bisa kalian terinjak dan, ahh..." kata Gajah

  Seekor semut yang mendengar permintaan maaf dari sang Gajah, mendekatinya. Ia adalah pemimpin pasukan semut yang berjalan tadi.

   " Hampir saja kamu menginjak tubuh kami yang kecil ini, untung kamu mendengar teriakanku. Tidak usah meminta maaf, kawan. Memang salah kami melintasi jalan ini soalnya kami sedang mencari makanan untuk Ratu kami. Juga untuk cadangan makanan bulan depan. " kata si semut dengan sopan

  " Aku bisa membantu kalian agar tetap aman saat mencari makanan disini." kata Gajah

  Tanpa berpikir panjang, Si Panglima Semut mengangguk dan menerima bantuan Gajah. Layaknya prajurit, Gajah berdiri tegap, berjalan kesana kemari, sambil sesekali berteriak melalui belalainya yang panjang. Setelah lama berselang, Semut pun berhasil mengumpulkan makanan sesuai kebutuhan mereka. Sebagai tanda terima kasih, Semut mengajak Gajah ke istana mereka. Gajah mengekor di belakang barisan semut. Setelah cukup lama berjalan, akhirnya mereka sampai di istana semut.

  " Semut, katamu kita sudah sampai di istanamu, tapi aku daritadi tidak melihat istanamu." kata Gajah sembari celingukan kesana kemari

  "Istanaku dibawah tanah, Gajah. Ini, makanlah ramuan ini agar bisa berkunjung ke istanaku." jawab Semut

Semut memberikan ramuan berukuran kecil sebesar biji terong. Gajah menjulurkan lidahnya dan menelan ramuan tersebut. Tiba-tiba, secara ajaib, tubuh Gajah mengecil menjadi seukuran semut. Ia kaget dan tidak percaya akan kejadian ini. Seperti di dunia dongeng, desisnya. Semut menuntun gajah memasuki istananya. Dengan langkah hati-hati, Gajah berjalan mengikuti semut. Ia melihat sesuatu diluar logikanya yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia takjub melihat istana semut, besar, megah, dan banyak sekali semut di dalam istana.


BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun