clipartpanda.com |
Siang
itu, udara terasa panas sekali dan membuat seluruh warga hutan menjadi
kepanasan dan sangat haus. Sayangnya, di hutan itu hanya ada satu sungai yang
menjadi tempat para warga hutan untuk minum. Namun, para warga hutan tidak
berani minum di sungai itu karena ada para buaya yang menghuni sungai tersebut
dan akan memakan para warga hutan yang sedang minum disana. Hal ini membuat
bingung seluruh warga hutan kemudian diadakanlah suatu musyarawah yang dipimpin
oleh Lopi, si gajah.
“
Selamat siang teman-temanku, kita berkumpul disini untuk membahas mengenai
masalah kekeringan yang melanda hutan kita dan membuat seluruh sumber air
mengering kecuali sunagi yang dihuni oleh para buaya. Bagaimana ya kita bisa
minum disana? “ kata Lopi
“aku
punya usul, bagaimana kalau kita meminta baik-baik kepada para buaya agar
mengijinkan kita minum di sungai tersebut dan tidak dimakan oleh para buaya”
kata Sina
Usulan
sina itu dijawab oleh Habo, Si Kerbau
“
ah mana bisa, para buaya kan galak, mereka pasti tidak mau untuk berunding
dengan kita. Aku saja kemarin hampir saja dimakan oleh para buaya saat mau
minum. Mereka itu galak” jawab Habo
Hal
ini membuat pusing Lopi yang memimpin musyawarah tersebut. Sejenak seluruh
warga hutan terdiam menyikapi permasalahan ini. Tiba-tiba terdengar suara pelan
di balik pohon.
“
kasihan, mereka ternyata sedang kesusahan”
“
hei, siapa itu disana? “ teriak Lopi
Kemudian
dari balik pohon muncul seekor buaya yang besar dengan kulit yang kasar, ekor
yang bergerigi dan gigi-gigi yang tajam. Sontak hal itu membuat seluruh hewan
merasa takut dan terkejut. Saat semua hewan ingin lari karena melihat si buaya,
tiba-tiba buaya tersebut tersenyum dan malah memperkenalkan diri.
“
Halo teman-teman, namaku Dido. Aku tinggal di sungai di pinggir hutan ini.
Sejak dari tadi aku sudah mendengar permasalahan yang kalian alami. Maafkan
kami yang telah membuat kalian kesusahan untuk minum di sungai. “ kata Dido
Habo
kemudian berteriak kepada Dido,
“
dido, kenapa kamu datang kesini? Bukankah kamu seharusnya di sungai dan
menunggu para hewan yang kehausan dan terpaksa minum di sungai kemudian kamu
makan? “ teriak habo
“
Maafkan aku, tetapi itu bukan salahku tetapi teman-temanku, aku hanya makan
ikan di sungai bukan kalian. Teman-temanku lah yang memakan kalian. “ jawab
Dido
Semua
warga hutan yang mendengar perkataan Dido saling mengangguk. Mereka mengerti
bahwa Dido tidak bersalah tetapi teman-temannya.
Kemudian
Dido berkata,
“
sebagai permintaan maaf aku akan membantu kalian agar dapat minum di sungai
dengan selamat. Sini-sini, aku kasih tahu caranya” kata Dido.
Dido
membisikkan sebuah cara kepada seluruh warga hutan kemudian pada keesokan
harinya...
“teman-teman,
kalian tahu tidak, para hewan sedang kehausan sekarang ini dan mereka berencana
mau minum di sungai ini secara berkelompok” kata Dido kepada teman-temannya
“hah
apa benar do? Wiiih bisa kenyang kita kalau mereka minum. Nanti diam-diam kita
sembunyi didalam air kemudian saat mereka minum, kita langsung gigit hahaha,,
aah enaknya makan siang-siang” jawab Ota, si buaya paling ganas
“
tetapi aku dengar mereka tidak minum disini, mereka berencana untuk minum di
hilir karena mereka ingin aman dan tidak dimakan oleh kita” kata Dido
“
apa benar? Ah pintar sekali mereka, emm tetapi lebih pintar kita karena mereka tidak
sadar kalau ita juga akan ke hilir untuk memakan mereka” jawab lusi, si buaya
paling kecil
Kemudian
para buaya segera pergi menuju hilir. Walaupun jauh mereka tetap pergi kesana
untuk memangsa para hewan. Saat para buaya pergi, para hewan segera menuju ke
sungai untuk minum. Mereka sangat berterimakasih kepada Dido karena telah
membantu mereka agar dapat minum di sungai. Mereka sadar bahwa walaupun dido
seorang buaya tetapi dia memiliki hati yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar