Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Rabu, 23 November 2016

Dido, Sang Buaya Yang Baik Hati



clipartpanda.com
Siang itu, udara terasa panas sekali dan membuat seluruh warga hutan menjadi kepanasan dan sangat haus. Sayangnya, di hutan itu hanya ada satu sungai yang menjadi tempat para warga hutan untuk minum. Namun, para warga hutan tidak berani minum di sungai itu karena ada para buaya yang menghuni sungai tersebut dan akan memakan para warga hutan yang sedang minum disana. Hal ini membuat bingung seluruh warga hutan kemudian diadakanlah suatu musyarawah yang dipimpin oleh Lopi, si gajah. 

“ Selamat siang teman-temanku, kita berkumpul disini untuk membahas mengenai masalah kekeringan yang melanda hutan kita dan membuat seluruh sumber air mengering kecuali sunagi yang dihuni oleh para buaya. Bagaimana ya kita bisa minum disana? “ kata Lopi


Kemudian, Sina, si kambing memberi usulan,
“aku punya usul, bagaimana kalau kita meminta baik-baik kepada para buaya agar mengijinkan kita minum di sungai tersebut dan tidak dimakan oleh para buaya” kata Sina
Usulan sina itu dijawab oleh Habo, Si Kerbau
“ ah mana bisa, para buaya kan galak, mereka pasti tidak mau untuk berunding dengan kita. Aku saja kemarin hampir saja dimakan oleh para buaya saat mau minum. Mereka itu galak” jawab Habo
Hal ini membuat pusing Lopi yang memimpin musyawarah tersebut. Sejenak seluruh warga hutan terdiam menyikapi permasalahan ini. Tiba-tiba terdengar suara pelan di balik pohon.
“ kasihan, mereka ternyata sedang kesusahan”
“ hei, siapa itu disana? “ teriak Lopi

Kemudian dari balik pohon muncul seekor buaya yang besar dengan kulit yang kasar, ekor yang bergerigi dan gigi-gigi yang tajam. Sontak hal itu membuat seluruh hewan merasa takut dan terkejut. Saat semua hewan ingin lari karena melihat si buaya, tiba-tiba buaya tersebut tersenyum dan malah memperkenalkan diri.

“ Halo teman-teman, namaku Dido. Aku tinggal di sungai di pinggir hutan ini. Sejak dari tadi aku sudah mendengar permasalahan yang kalian alami. Maafkan kami yang telah membuat kalian kesusahan untuk minum di sungai. “ kata Dido
Habo kemudian berteriak kepada Dido,
“ dido, kenapa kamu datang kesini? Bukankah kamu seharusnya di sungai dan menunggu para hewan yang kehausan dan terpaksa minum di sungai kemudian kamu makan? “ teriak habo
“ Maafkan aku, tetapi itu bukan salahku tetapi teman-temanku, aku hanya makan ikan di sungai bukan kalian. Teman-temanku lah yang memakan kalian. “ jawab Dido

Semua warga hutan yang mendengar perkataan Dido saling mengangguk. Mereka mengerti bahwa Dido tidak bersalah tetapi teman-temannya.
Kemudian Dido berkata,
“ sebagai permintaan maaf aku akan membantu kalian agar dapat minum di sungai dengan selamat. Sini-sini, aku kasih tahu caranya” kata Dido.

Dido membisikkan sebuah cara kepada seluruh warga hutan kemudian pada keesokan harinya...
“teman-teman, kalian tahu tidak, para hewan sedang kehausan sekarang ini dan mereka berencana mau minum di sungai ini secara berkelompok” kata Dido kepada teman-temannya
“hah apa benar do? Wiiih bisa kenyang kita kalau mereka minum. Nanti diam-diam kita sembunyi didalam air kemudian saat mereka minum, kita langsung gigit hahaha,, aah enaknya makan siang-siang” jawab Ota, si buaya paling ganas
“ tetapi aku dengar mereka tidak minum disini, mereka berencana untuk minum di hilir karena mereka ingin aman dan tidak dimakan oleh kita” kata Dido 
“ apa benar? Ah pintar sekali mereka, emm tetapi lebih pintar kita karena mereka tidak sadar kalau ita juga akan ke hilir untuk memakan mereka” jawab lusi, si buaya paling kecil

Kemudian para buaya segera pergi menuju hilir. Walaupun jauh mereka tetap pergi kesana untuk memangsa para hewan. Saat para buaya pergi, para hewan segera menuju ke sungai untuk minum. Mereka sangat berterimakasih kepada Dido karena telah membantu mereka agar dapat minum di sungai. Mereka sadar bahwa walaupun dido seorang buaya tetapi dia memiliki hati yang baik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun