Oleh : H. K. Hayu
Hai masa depan
Muram durja di jantungku sekarang
Seakan batu sandungan beranjak menyusun tembok pembatas
Menyesakkan napas hingga tak bisa menghirup aroma bahagia
Hai masa depan
Kapankah keramahan datang berkunjung mengetuk pintu tak bertuan?
Ataukah angin harus menjemputnya di tengah kerumunan?
Seketika neraca timbang bergerak tak seimbang
Terkadang aku berharap akan terbesit kata 'seakan'
Hai masa depan
Jauh di mana pun aku menaruh bibit tanaman
Harap-harap cemas manakah yang akan semerbak di seluruh jagat
Semoga hari itu segera datang
Di mana bintang akan selalu bersinar tanpa kenal ketakutan