Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Kamis, 03 Desember 2020

Dia Adalah "Infused Water" Ku 2020


Bismillahirrahmanirrahiim. Pertama kalinya berbuat kejahatan nih, hehehe. Tapi ini ga bisa dibilang ngebajak juga sih, lha wong aku dikasih login dan password sama si empunya akun.

-------------

Oke, tanpa berpanjang kali lebar kali tinggi lagi, aku langsung aja deh ke intinya. Tapi sebelum itu, perkenalkan, namaku Anisa, bisa dipanggil Nisa, Inles, Ica, apapun asalkan jangan dipanggil sayang atau ayang, udah bosen. Hihihi

Well, di segmen kali ini, aku mau cerita suatu dongeng. Tentang Cinderella di dunia modern yang dipertemukan bukan karena sepatu kaca, melainkan infused water. Minuman ini benar-benar ajaib deh. Kandungannya bukan sekadar air dan campuran rempah di dalamnya. Tapi juga meliputi takdir Tuhan yang tak kasat mata, yang kemudian mempertemukan dua manusia yang sungguh sangat berbeda.

Pada suatu hari, hiduplah seorang perempuan, yang bisa dikatakan masih setengah matang. Setengah matang dalam artian masih dalam pencarian jati diri. Dia belumlah dewasa, tapi bukan juga remaja labil. Perempuan lugu nan naif ini sebelumnya tinggal di suatu “lingkup” nyaman bagi dirinya, tempat dimana dia hanya bertemu orang-orang baik dan dia bisa bebas menjadi dirinya sendiri. Semakin bertambahnya usia, perempuan ini berkelana lebih jauh, menaiki kereta dari satu jurusan ke jurusan lain. Akhirnya tibalah ia di dunia baru bernama, hmmm kita sebut saja “Neverland”. Suatu dunia yang begitu drastis keadaannya dari lingkup yang sebelumnya ia kenal.

Layaknya ikan mas koki yang memasuki akuarium baru, yang bersih, dipenuhi hiasan-hiasan, dan teman-teman baru, perempuan satu ini sungguh antusias, pada apapun itu. Ia pun mencoba banyak hal baru, berteman dengan banyak orang baru, semua ia lalui dengan semangat dan suka cita. Saat itu tidak ada yang lebih ia inginkan selain mengembangkan dirinya. Semakin berambisi, dia justru merasa semakin hampa. Satu per satu Tuhan tunjukkan padanya bahwa dunia yang ia jalani tidaklah seindah dufan, seaworld, atau setidaknya wahana permainan di Mall AEON.

“Ternyata begini ya kehidupannya orang dewasa,” ucapnya.

Pada beberapa kesempatan, ia jatuh, lalu bangkit kembali. Tapi tidak selalu begitu. Sering pula ia jatuh, lalu semakin terperosok. Tangis, kecewa, sedih, bahagia, semua rasa sudah pernah ia alami. Letih memang, tapi ujungnya berakhir pada penerimaan, kemudian lupakan dan bangkit lagi.

Semakin hari, perempuan ini semakin dewasa, setidaknya dalam mengambil “kartu” apa yang harus dikeluarkan pada setiap kondisi. Ia menjadi semakin adaptif. Pun bisa menilai dan memilih mana orang yang bisa dia jadikan tempat curhat, bercanda, atau tempat sampah segala keluh kesahnya.

Dalam keadaan sestabil itu, tidak menjamin ia hidup dengan bahagia. Hampa. Setiap hari hanya kerja, lembur, lembur, lembur, main, lembur lagi, dan lembur terus. Seperti tidak tahu apa yang harus dicapai dan tidak tahu harus ia taruh dimana segala ambisinya.

Beberapa orang “mengulurkan tangan” menjanjikan tempat yang teduh dimana ia bisa bergantung, berkeluh kesah, dan menjalani hidup bersama. Tapi dia hanyalah seseorang yang penuh keraguan, terlebih jikalau disuruh memilih. Disuruh milih makan siang saja bisa habis waktu beberapa jam, sampai akhirnya mungkin tidak jadi makan. Dia bukan seseorang yang bisa memilih salah satu dari tangan itu, tidak.

Sampai suatu ketika…

Saat semua serba-serbi kehidupan sedang datang membabi buta, lets say DTU, DTSD, Pekerjaan, ditambah musim hujan yang berujung banjir menempa kehidupan perempuan ini, Tuhan berikan ia pelipur lara melalui suatu ramuan bernama Infused Water. Lelaki ini adalah orang yang berjalan beriringan di belakang perempuan itu, terkadang di samping, bersama-sama, sampai akhirnya ia "meraih tangannya".

Dia datang begitu saja, tanpa permisi, tanpa Assalamualaikum, malah kalimat keminggris yang keluar dari ucapannya (Dalam hati si perempuan mbatin, “sok kenal”). Awalnya perempuan ini berpikir bahwa lelaki ini hanya iseng. Jadi yasudah, dia perlu memberi batasan, dinding, atau tembok setinggi tembok besar Cina. Toh mereka berdua sama-sama tidak kenal sebelumnya. Alasan pekerjaan, jam malam, dsb. membuat ia bebas untuk membalas obrolannya tanpa peduli waktu. Satu jam, dua, bahkan satu hari kemudian terkadang baru ia balas. Perempuan ini begitu skeptis terhadap lelaki ini setelah melakukan profiling terhadapnya (dari postingan ignya sampai blognya).

“Halah, tipikal lelaki seperti ini mah sudah kelihatan tujuan dan tingkahnya seperti apa,” batinnya.

Suatu ketika, tidak ada hujan, petir, bahkan sepoi angin pun tidak ada, lelaki itu curhat, dan setiap curhatannya berawalan seperti ini, “tak ceritain…,” “Masa to..,” dan awalan-awalan pembukaan cerita lainnya yang biasa orang-orang pakai untuk bercerita tanpa diminta.

Perempuan ini menanggapinya dengan terbuka, selain karena dia mencoba belajar memahami orang lain, dia juga merasa empati atas apa yang lelaki itu ceritakan. Selalu memposisikan bagaimana jika dia ada di posisi itu. Lambat laun, dia menemukan ketertarikan dalam mendengar curhatan orang lain. Seperti kultum di pagi hari, curhatan-curhatan orang lain itu ternyata menjadi pembelajaran baginya. Berangsur-angsur ia tumbuh menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, lebih tenang, dan sabar dalam menghadapi segala rintangan.

Dua orang itu tanpa disadari semakin dekat satu sama lain, dekat dalam artian, bukan hanya si lelaki yang terbuka dengan kehidupannya, tapi juga si perempuan. Ia merasa lelaki itu tempat yang aman untuk berkeluh kesah. Hubungan mereka tidak selalu lancar, sekali, dua kali, bahkan sepuluh kali mereka bersiteru. Berbeda pendapat. Wajar saja, dilihat dari dasarnya saja dua orang ini sudah sungguh sangat berbeda bagaikan air dan api. Dalam waktu yang cukup lama, mereka hanyalah dua orang dengan hubungan simbiosis mutualisme, satu sama lain mempercayakannya sebagai tempat curhat paling aman dibanding seluruh tempat lain di penjuru bumi ini.

Sampai entah kapan mulanya, semua terasa berbeda. Dua orang ini lebih dari itu, bahkan mungkin jika orang lain yang menilainya, sepakat dengan pernyataan bahwa dua orang ini bukan sekadar teman.

-        End of part I –

 

Hoaammmmm.. Udah malem nih kawula muda (duh, udah lama banget ngga pake panggilan ini hahaha). Bosen ngga sama dongengnya???!! “Bangett kakk”. Gapapa ya, maklumin aku yang masih anak bawang ini. Dibandingin sama yang punya blog mah, aku hanya butiran jasjus. Ini tulisan pertamaku setelah sekian purnama melewati atap rumahku.

Ohiya, sebentar lagi ada yang mau Ultah nih hehe. Mungkin salah satu alasan aku nulis ya ini, untuk menghilangkan rasa kantukku. Sejujurnya, aku orang yang paling tidak bisa begadang. Bahkan saat kuliah dulu. Mungkin aku dilihatnya sebagai manusia paling santuy. Di saat orang lain begadang sampai pagi, aku malah tidur paling awal. Walaupun begitu, aku lebih mencintai pagi dibandingkan malam. Jika kamu tantang aku untuk bangun pukul 03.00 pagi, aku takkan keberatan, justru sangat bersemangat.

Well.. Untuk kamu yang berulang tahun hari ini, 04 Desember 2020, Ilham Zahrir. Seseorang yang ternyata memang seluar biasa itu. Aku ingat, aku pernah tanya ke salah satu temanmu semasa kuliah, yang sekarang menjadi temanku di kantor. “Anaknya seperti apa?”. Dijawablah oleh temanku, yang kurang lebih begini.

“Kamu bayangin si A (salah satu temanku di kantor, yang kelakuannya bobrok banget, dalam hal apapun itu, seenggak punya malu itu), setipe itu, tapi Ilham ini levelnya beda. Dia lebih gila lagi, nis.”

Ternyata benar, memang se”luar biasa” itu kamu ya. Bahkan, bisa-bisanya kamu memberi aku saran untuk nampil jadi palang pintu Betawi sewaktu perpisahan pegawai di kantorku. Jujur aku kapok minta saran darimu untuk hal-hal itu.

Tapi bagiku, semua yang ada di kamu, segila apapun itu, perbedaan kita berdua, semuanya membuatku menjadi lebih hidup. Kamu tahu, ngga ada satu penyesalan pun yang aku miliki dari setiap hari-hari yang aku lalui setelah mengenal kamu. Dengan kamu, aku merasa bahwa hidup ini harus selalu dinikmati, setiap momennya, apalagi waktu motoran sama kamu.

Terima kasih ya mas, untuk segala yang kamu korbankan untuk aku. Agar ego kita bertemu di titik tengah. Kamu juga selalu sabar menghadapi kelabilanku. Walaupun kamu bisa bertingkah semalu-maluin apapun itu, kamu tetap bisa menunjukkan kedewasaan kamu di saat aku sedang kekanak-kanakan sikapnya. Makasih untuk segala kesabaran, kehalusan cara bicaramu terhadapku, dan semua hal baik yang aku inginkan. Kamu tahu, kamu pantas mendapat semua kebaikan yang diberikan Allah SWT terhadapmu.

Aku ngga akan bilang, I Love U, aku sayang kamu, atau aku mencintaimu. Karena omongan itu tidak menjamin banyak hal. Aku hanya akan terus mendoakan kamu, yang terbaik untuk kamu, segala aspek kehidupan, semoga Allah mudahkan semuanya untuk kamu, pun juga untukku, untuk kita berdua ya mas.

Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun.

 

Dari aku yang tidak pernah merayakan ulang tahun.

1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Menunggu Senja Turun Dengan Santun