Bismillahirrahmanirrahiim. Pertama kalinya berbuat kejahatan nih, hehehe. Tapi ini ga bisa dibilang ngebajak juga sih, lha wong aku dikasih login dan password sama si empunya akun.
-------------
Oke, tanpa berpanjang kali lebar kali tinggi lagi, aku langsung aja deh
ke intinya. Tapi sebelum itu, perkenalkan, namaku Anisa, bisa dipanggil Nisa,
Inles, Ica, apapun asalkan jangan dipanggil sayang atau ayang, udah bosen.
Hihihi
Well, di segmen kali ini, aku mau cerita suatu dongeng. Tentang Cinderella
di dunia modern yang dipertemukan bukan karena sepatu kaca, melainkan infused water. Minuman ini benar-benar
ajaib deh. Kandungannya bukan sekadar air dan campuran rempah di dalamnya. Tapi
juga meliputi takdir Tuhan yang tak kasat mata, yang kemudian mempertemukan dua
manusia yang sungguh sangat berbeda.
Pada suatu hari, hiduplah seorang perempuan, yang bisa dikatakan masih
setengah matang. Setengah matang dalam artian masih dalam pencarian jati diri. Dia
belumlah dewasa, tapi bukan juga remaja labil. Perempuan lugu nan naif ini
sebelumnya tinggal di suatu “lingkup” nyaman bagi dirinya, tempat dimana dia
hanya bertemu orang-orang baik dan dia bisa bebas menjadi dirinya sendiri. Semakin
bertambahnya usia, perempuan ini berkelana lebih jauh, menaiki kereta dari satu
jurusan ke jurusan lain. Akhirnya tibalah ia di dunia baru bernama, hmmm kita
sebut saja “Neverland”. Suatu dunia yang begitu drastis keadaannya dari lingkup
yang sebelumnya ia kenal.
Layaknya ikan mas koki yang memasuki akuarium baru, yang bersih, dipenuhi hiasan-hiasan, dan teman-teman baru, perempuan satu ini sungguh antusias, pada apapun itu. Ia pun mencoba banyak hal baru, berteman dengan banyak orang baru, semua ia lalui dengan semangat dan suka cita. Saat itu tidak ada yang lebih ia inginkan selain mengembangkan dirinya. Semakin berambisi, dia justru merasa semakin hampa. Satu per satu Tuhan tunjukkan padanya bahwa dunia yang ia jalani tidaklah seindah dufan, seaworld, atau setidaknya wahana permainan di Mall AEON.
“Ternyata begini ya kehidupannya orang dewasa,” ucapnya.
Pada beberapa kesempatan, ia jatuh, lalu bangkit kembali. Tapi tidak
selalu begitu. Sering pula ia jatuh, lalu semakin terperosok. Tangis, kecewa,
sedih, bahagia, semua rasa sudah pernah ia alami. Letih memang, tapi ujungnya
berakhir pada penerimaan, kemudian lupakan dan bangkit lagi.
Semakin hari, perempuan ini semakin dewasa, setidaknya dalam mengambil “kartu”
apa yang harus dikeluarkan pada setiap kondisi. Ia menjadi semakin adaptif. Pun
bisa menilai dan memilih mana orang yang bisa dia jadikan tempat curhat,
bercanda, atau tempat sampah segala keluh kesahnya.
Dalam keadaan sestabil itu, tidak menjamin ia hidup dengan bahagia.
Hampa. Setiap hari hanya kerja, lembur, lembur, lembur, main, lembur lagi, dan
lembur terus. Seperti tidak tahu apa yang harus dicapai dan tidak tahu harus ia
taruh dimana segala ambisinya.
Beberapa orang “mengulurkan tangan” menjanjikan tempat yang teduh dimana
ia bisa bergantung, berkeluh kesah, dan menjalani hidup bersama. Tapi dia
hanyalah seseorang yang penuh keraguan, terlebih jikalau disuruh memilih.
Disuruh milih makan siang saja bisa habis waktu beberapa jam, sampai akhirnya
mungkin tidak jadi makan. Dia bukan seseorang yang bisa memilih salah satu dari
tangan itu, tidak.
Sampai suatu ketika…
Saat semua serba-serbi kehidupan sedang datang membabi buta, lets say
DTU, DTSD, Pekerjaan, ditambah musim hujan yang berujung banjir menempa
kehidupan perempuan ini, Tuhan berikan ia pelipur lara melalui suatu ramuan
bernama Infused Water. Lelaki ini adalah orang yang berjalan beriringan di belakang perempuan itu, terkadang di samping, bersama-sama, sampai akhirnya ia "meraih tangannya".
Dia datang begitu saja, tanpa permisi, tanpa Assalamualaikum, malah
kalimat keminggris yang keluar dari ucapannya (Dalam hati si perempuan mbatin, “sok kenal”). Awalnya perempuan ini berpikir
bahwa lelaki ini hanya iseng. Jadi yasudah, dia perlu memberi batasan, dinding,
atau tembok setinggi tembok besar Cina. Toh mereka berdua sama-sama tidak kenal
sebelumnya. Alasan pekerjaan, jam malam, dsb. membuat ia bebas untuk membalas
obrolannya tanpa peduli waktu. Satu jam, dua, bahkan satu hari kemudian
terkadang baru ia balas. Perempuan ini begitu skeptis terhadap lelaki ini
setelah melakukan profiling
terhadapnya (dari postingan ignya sampai blognya).
“Halah, tipikal lelaki seperti ini mah sudah kelihatan tujuan dan
tingkahnya seperti apa,” batinnya.
Suatu ketika, tidak ada hujan, petir, bahkan sepoi angin pun tidak ada,
lelaki itu curhat, dan setiap curhatannya berawalan seperti ini, “tak ceritain…,” “Masa to..,” dan awalan-awalan pembukaan cerita lainnya yang biasa
orang-orang pakai untuk bercerita tanpa diminta.
Perempuan ini menanggapinya dengan terbuka, selain karena dia mencoba
belajar memahami orang lain, dia juga merasa empati atas apa yang lelaki itu
ceritakan. Selalu memposisikan bagaimana jika dia ada di posisi itu. Lambat
laun, dia menemukan ketertarikan dalam mendengar curhatan orang lain. Seperti
kultum di pagi hari, curhatan-curhatan orang lain itu ternyata menjadi
pembelajaran baginya. Berangsur-angsur ia tumbuh menjadi lebih dewasa dari
sebelumnya, lebih tenang, dan sabar dalam menghadapi segala rintangan.
Dua orang itu tanpa disadari semakin dekat satu sama lain, dekat dalam
artian, bukan hanya si lelaki yang terbuka dengan kehidupannya, tapi juga si
perempuan. Ia merasa lelaki itu tempat yang aman untuk berkeluh kesah. Hubungan
mereka tidak selalu lancar, sekali, dua kali, bahkan sepuluh kali mereka
bersiteru. Berbeda pendapat. Wajar saja, dilihat dari dasarnya saja dua orang
ini sudah sungguh sangat berbeda bagaikan air dan api. Dalam waktu yang cukup
lama, mereka hanyalah dua orang dengan hubungan simbiosis mutualisme, satu sama
lain mempercayakannya sebagai tempat curhat paling aman dibanding seluruh
tempat lain di penjuru bumi ini.
Sampai entah kapan mulanya, semua terasa berbeda. Dua orang ini lebih
dari itu, bahkan mungkin jika orang lain yang menilainya, sepakat dengan
pernyataan bahwa dua orang ini bukan sekadar teman.
-
End of part I –
Hoaammmmm.. Udah malem nih
kawula muda (duh, udah lama banget ngga pake panggilan ini hahaha). Bosen ngga
sama dongengnya???!! “Bangett kakk”. Gapapa ya, maklumin aku yang masih anak
bawang ini. Dibandingin sama yang punya blog mah, aku hanya butiran jasjus. Ini
tulisan pertamaku setelah sekian purnama melewati atap rumahku.
Ohiya, sebentar lagi ada
yang mau Ultah nih hehe. Mungkin salah satu alasan aku nulis ya ini, untuk
menghilangkan rasa kantukku. Sejujurnya, aku orang yang paling tidak bisa
begadang. Bahkan saat kuliah dulu. Mungkin aku dilihatnya sebagai manusia
paling santuy. Di saat orang lain begadang sampai pagi, aku malah tidur paling
awal. Walaupun begitu, aku lebih mencintai pagi dibandingkan malam. Jika kamu
tantang aku untuk bangun pukul 03.00 pagi, aku takkan keberatan, justru sangat
bersemangat.
Well.. Untuk kamu yang
berulang tahun hari ini, 04 Desember 2020, Ilham Zahrir. Seseorang yang
ternyata memang seluar biasa itu. Aku ingat, aku pernah tanya ke salah satu
temanmu semasa kuliah, yang sekarang menjadi temanku di kantor. “Anaknya
seperti apa?”. Dijawablah oleh temanku, yang kurang lebih begini.
“Kamu bayangin si A (salah
satu temanku di kantor, yang kelakuannya bobrok banget, dalam hal apapun itu,
seenggak punya malu itu), setipe itu, tapi Ilham ini levelnya beda. Dia lebih
gila lagi, nis.”
Ternyata benar, memang se”luar
biasa” itu kamu ya. Bahkan, bisa-bisanya kamu memberi aku saran untuk nampil
jadi palang pintu Betawi sewaktu perpisahan pegawai di kantorku. Jujur aku
kapok minta saran darimu untuk hal-hal itu.
Tapi bagiku, semua yang
ada di kamu, segila apapun itu, perbedaan kita berdua, semuanya membuatku
menjadi lebih hidup. Kamu tahu, ngga ada satu penyesalan pun yang aku miliki
dari setiap hari-hari yang aku lalui setelah mengenal kamu. Dengan kamu, aku
merasa bahwa hidup ini harus selalu dinikmati, setiap momennya, apalagi waktu
motoran sama kamu.
Terima kasih ya mas, untuk
segala yang kamu korbankan untuk aku. Agar ego kita bertemu di titik tengah.
Kamu juga selalu sabar menghadapi kelabilanku. Walaupun kamu bisa bertingkah
semalu-maluin apapun itu, kamu tetap bisa menunjukkan kedewasaan kamu di saat
aku sedang kekanak-kanakan sikapnya. Makasih untuk segala kesabaran, kehalusan
cara bicaramu terhadapku, dan semua hal baik yang aku inginkan. Kamu tahu, kamu
pantas mendapat semua kebaikan yang diberikan Allah SWT terhadapmu.
Aku ngga akan bilang, I
Love U, aku sayang kamu, atau aku mencintaimu. Karena omongan itu tidak
menjamin banyak hal. Aku hanya akan terus mendoakan kamu, yang terbaik untuk
kamu, segala aspek kehidupan, semoga Allah mudahkan semuanya untuk kamu, pun
juga untukku, untuk kita berdua ya mas.
Sekali
lagi, Selamat Ulang Tahun.
Dari aku yang tidak pernah merayakan
ulang tahun.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny