Hujan Turun Dengan Santun Seperti Makna Pada Kata Yang Tersimpan Rahasia.

Jumat, 10 Mei 2019

Karto Polo Pergi ke Mall

Related image
sumber: androidappsapk.co

Karto Polo bangun pagi. Tumben. Ia tidak sabar mau ke kota. Ke mall. Desanya yang hanya ada pasar tradisional dan toko-toko kecil membuatnya bersemangat. Maklum, ini adalah kali pertama ia akan ke mall.

Bermodal uang 300ribu hasil buruh tani, ia meluncur dengan naik bis Budi Jaya Jurusan Kota.

Sampailah ia di mall. Ia sungguh takjub dan sesekali menelungkupkan telapak tangan ke wajahnya. "Gede tenan, elok tenan, resik" batinnya.

Masuklah ia ke dalam berbekal daftar belanjaan yang ia buat di rumah. Ia memanggil seorang pegawai mall.

"Mbak, saya butuh ini semua. Tolong ya mbak, gausah cepet-cepet tapi, saya mau keliling-keliling dulu" perintah Karto Polo

"Maaf pak, disini bapak itu ya ambil belanjaan sendiri. Saya hanya membantu mengarahkan kalau-kalau bapak bingung" balas pegawai

Karto Polo kaget, Semewah ini kok kalah sama toko di desanya. Di desanya, ia cukup bilang butuh apa sudah dilayani dan diambilkan.

Ia malu karena tidak tahu. Begini ternyata belanja di mall itu, apa-apa harus ambil sendiri. Mungkin orang-orang suka ke mall karena pengen sehat. Gak Manja. Apa-apa bisa sendiri. Lalu, dengan troli yang diambilkan petugas, berkelilinglah dia. Kanan-kiri, tolah-toleh, serba bingung karena banyak sekali barangnya.

Karto Polo antri di kasir. Tibalah gilirannya dan ia sudah menyiapkan uang. "Semuanya 400ribu, Pak"

Modar. Duitnya kurang. Harusnya ini cukup. Kalo di desanya, uang 300ribu sudah dapat banyak. Barang-barang yang ia beli pun standar juga. Karto Polo cemas.

"Mbak, ada yang mau saya beli lagi. Saya ada yang kelupaan"

Menahan malu, ia pura-pura tenang saja. Sok berduit. Ia mengembalikan semua belanjaan yang ia ambil alias tidak jadi beli apa-apa. Lalu pulang dengan mbatin "larang tenan". (Ilham Zahrir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menunggu Senja Turun Dengan Santun